Siarandepok.com – Komunikasi merupakan elemen vital dalam kehidupan manusia, termasuk dalam organisasi.
Komunikasi yang efektif menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan bersama dan membangun organisasi yang kuat.
Di balik komunikasi yang efektif, terdapat peran penting gaya kepemimpinan yang mampu menginspirasi dan mengarahkan anggota organisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maka makna dan tujuan kepemimpinan adalah membantu orang untuk menegakan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi jadi pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil – hasil yang diinginkan.
Seorang pemimpin bertindak dengan cara – cara yang memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efesiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran dan kesinambungan dalam organisasi.
Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten.
Melalui apa yang dikatakan (bahasa yang digunakan) dan apa yang diperbuat (tindakan).
Berikut model – model teoritis yang digunakan untuk mengenali beragam gaya kepemimpinan
Teori X
Asumsi Teori X diturunkan dari pendapat mengenai manusia sebagai suatu mesin, sehingga memerlukan pengendalian dari luar.
Seorang pemimpin yang berpegangan pada teori X akan menganggap orang sebagai suatu alat prouksi, dimotivasi dengan ketakutan akan hukuman atau oleh kebutuhan akan uang dan rasa aman.
Teori Y
Asumsi teori Y cenderung berasal dari pendapat mengenai manusia sebagai oranisme biologis yang tumbuh, berkembang dan melakukan pengendalian terhadap diri mereka sendiri.
Teori 3-D
Terdapat 3 Dimensi dalam teori ini (Reddin, Blake dan Mouton).
Pertama, orientasi kerja yakni tingkat pengarahan manajer atas usaha bawahan untuk mencapai tujuan.
Kedua, orientasi hubungan yaitu tingkat hubungan pribadi antar manajer dengan bawahan. Hal tersebut ditandai oleh adanya saling mempercayai, menghormati gagasan dan memperhatikan perasaan bawahan.
Ketiga, ada keefektifan yaitu tingkat persyaratan produksi yang dicapai menajer yang telah ditetapkan
Teori Empat Sistem
Likert (1967) menemukan empat gaya kepemimpinan yang berdasarkan delapan variabel yakni kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan, penentuan tujuan, pengendalian, dan kinerja.
Linkert membagi gaya manajerial sebagai berikut:
1. Penguasaan mutlak (explotive-authoritative)
2. Penguasaan semi mutlak (benevolent-authoritative)
3. Penasihat (consultative)
4. Pengajak serta (participative)
Beberapa gaya kepemimpinan yang digunakan dengan tujuan tertentu antara lain mengendalikan atau mengarahkan orang lain, memberi tantangan atau rangsangan kepada orang lain, menjelaskan kepada tau member instruksi kepada orang lain.
Kemudian mendorong atau mendukung orang lain, memohon atau membujuk orang lain, melibatkan atau memberdayakan orang lain, dan memberi ganjaran orang lain.
Fondasi Kepemimpinan
Komunikasi yang efektif adalah fondasi utama bagi pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik dapat membangun kepercayaan, memotivasi anggota, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Berikut beberapa jenis komunikasi yang penting dalam kepemimpinan:
• Komunikasi verbal yaitu komunikasi tatap muka, presentasi, dan percakapan langsung merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan pesan, membangun hubungan, dan memberikan instruksi yang jelas.
• Komunikasi nonverbal yaitu bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara dapat memberikan makna tersembunyi dan memperkuat pesan yang disampaikan secara verbal.
• Komunikasi tertulis yaitu email, memo, dan laporan tertulis membantu mendokumentasikan informasi, memberikan instruksi yang detail, dan menjangkau anggota yang tidak dapat dihubungi secara langsung.
Gaya Kepemimpinan yang Efektif
Semua gaya kepemimpinan akan efektif bila sesuai dengan tujuannya. Gaya yang berbeda menghasilkan pencapaian tujuan yang berbeda pula, bergantung pada kondisi ketika gaya tersebut digunakan.
Gaya kepemimpinan dan Komunikasi
yang berbeda memiliki cara komunikasi yang berbeda pula. Berikut beberapa contohnya:
• Kepemimpinan Otoriter
Pemimpin otoriter cenderung menggunakan komunikasi yang langsung dan instruksi yang tegas. Mereka mungkin berkomunikasi secara minimal dengan anggota dan fokus pada penyelesaian tugas.
• Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin demokratis mendorong partisipasi dan keterlibatan anggota dalam pengambilan keputusan.
Mereka sering menggunakan komunikasi yang terbuka dan transparan untuk membangun konsensus.
• Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin transformasional menginspirasi dan memotivasi anggota untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Mereka menggunakan komunikasi yang visioner dan penuh semangat untuk membangkitkan semangat dan komitmen anggota.
• Kepemimpinan Laissez-faire
Pemimpin laissez-faire memberikan otonomi dan tanggung jawab yang besar kepada anggota. Mereka mungkin berkomunikasi secara minimal dan fokus pada hasil daripada proses.
Efektivitas Komunikasi dan Kepemimpinan.
Komunikasi yang efektif dalam kepemimpinan memiliki beberapa karakteristik. Berikut penjelasannya:
• Jelas dan ringkas
Pesan yang disampaikan harus mudah dipahami oleh semua anggota, tanpa ambiguitas atau keraguan.
• Tepat waktu
Informasi penting harus disampaikan pada waktu yang tepat untuk menghindari kesalahpahaman dan penundaan.
• Konsisten
Pesan yang disampaikan harus konsisten dengan tindakan dan perilaku pemimpin untuk membangun kepercayaan.
• Terbuka dan Transparan
Pemimpin harus terbuka terhadap masukan dan kritik dari anggota, dan bersedia untuk menjelaskan keputusan yang diambil.
• Berempati dan Suportif
Pemimpin harus memahami perasaan dan kebutuhan anggota, dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan.
Membangun Komunikasi yang Efektif
Dalam kepemimpinan membutuhkan usaha dan komitmen dari pemimpin dan anggota. Selain itu, pemimpin juga perlu membangun gaya komunikasi yang efektif.
Berikut beberapa tips untuk membangun gaya komunikasi yang efektif:
• Menetapkan Tujuan Komunikasi yang Jelas
Tetapkan apa yang hendak dicapai dengan komunikasi. Apakah hanya untuk menyampaikan informasi, memotivasi anggota atau sedang membangun konsensus.
• Memilih Saluran Komunikasi yang Tepat
Gunakan saluran komunikasi yang paling efektif untuk menjangkau target audiens Anda.
• Mendengarkan dengan Penuh Perhatian
Luangkan waktu untuk mendengarkan masukan dan keluhan anggota dengan penuh perhatian.
• Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif
Bantu anggota untuk meningkatkan kinerja mereka dengan memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif.
• Menciptakan Budaya Komunikasi yang Terbuka
Selalu mendorong anggota untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur satu sama lain.
Berdasarkan uraian diatas, komunikasi yang efektif adalah kunci utama bagi pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi dan membangun tim yang solid.
Dengan memahami gaya kepemimpinan yang berbeda dan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif.
Pemimpin dapat membangun hubungan yang kuat dengan anggota, memotivasi mereka untuk bekerja keras, dan mencapai kesuksesan bersama. ***
(Revindra Anugrah)
Foto: Freepik

