SiaranDepok.com – Manusia pasti akan mengalami hari kebangkitan. Orang yang dibangkitkan dari alam kubur akan ditunjukkan menuju suatu tempat yaitu Padang Mahsyar.
Berkumpulnya manusia di Padang Mahsyar dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 48. Allah SWT berfirman:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ٤٨
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Artinya: “(yaitu) hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. Mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.”
Menurut tafsir Kementerian Agama RI, ayat tersebut menjelaskan bahwa pada saat hari pembalasan dan pelaksanaan siksa itu adalah pada hari yang bumi ditukar dengan bumi lain, pada saat Allah SWT menghancurkan langit dan segala yang ada di dalamnya dan menukarnya dengan lait yang lain.
Pada waktu tersebut, bumi, bulan, dan segala bintang akan bertabrakan, sampai pecah hancur seperti debu yang beterbangan seperti awan. Peristiwa tersebut diketahui dengan hari kiamat.
Gambaran Padang Mahsyar Menurut Hadits
Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Padang Mahsyar digambarkan sebagai tanah putih yang rata. Rasulullah SAW bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَقِيِّ لَيْسَ فِيْهَا عَلَمٌ لأَحَدٍ رواه مسلم وفي رواية البخاري: قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ
Artinya: “Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di atas tanah yang rata seperti roti putih yang bundar dan pipih; tidak ada tanda untuk seorangpun.”
Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah SAW memberi tahu bahwa Padang Mahsyar mempunyai suhu yang panas. Beliau mengatakan hanya sejengkal jarak matahari di Padang Mahsyar.
Gambaran Padang Mahsyar juga diterangkan dalam Al-Qur’an surah Az Zumar ayat 69.
وَاَشْرَقَتِ الْاَرْضُ بِنُوْرِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتٰبُ وَجِايْۤءَ بِالنَّبِيّٖنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ ٦٩
Artinya: “Bumi (padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya Tuhannya, buku (catatan amal) diberikan (kepada setiap orang), para nabi dan para saksi pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil dan mereka tidak dizalimi.”
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan dalam Mahabbatullah dengan bersandar pada perkataan Abdullah bin Mas’ud, cahaya beberapa langit dan bumi berasal dari nur Wajah-Nya. Ini merupakan tafsir dari firman Allah SWT surah An Nur ayat 35.
