siarandepok.com – Guna mengatasi masalah anak-anak di negara tetangga Indonesia yang tidak bisa mengenyam pendidikan, pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia (PCIM) mencanangkan acara pembukaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kuala Lumpur, dikutip dari muhammadiyah.or.id , Jumat (9/4)
Pada acara peresmian Seksi Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Muhammad Farid Maruf (Mukhammad Farid Maruf) menyampaikan terima kasih atas inisiatif PCIM dan pimpinan Cabang Khusus Muhammadiya (PRIM) di Kampong Baru, Malaysia Dan. dihargai.
“Kami atas nama pemerintah meminta maaf belum bisa menyediakan fasilitas pendidikan sebagaimana amanat undang-undang karena yang ada hanya SIKL, sedangkan jumlah anak-anak Indonesia ada puluhan ribu anak,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Fadir, pendirian Sanggar Bimbingan Belajar PKBM Kuala Lumpur telah mendapatkan izin kegiatan dari Kementerian Pendidikan Malaysia.
“Kegiatan ini atas partisipasi dari masyarakat. Ada dua jaminan dari kami, pertama anak-anak bisa ikut ujian bukan hanya baca tulis hitung, melainkan nanti menggunakan kurikulum Indonesia sehingga saat pulang bisa pindah dengan strata yang sama. Kedua, (mendapatkan) materi pelajaran,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Sonny Zulhuda, Ketua PCIM Malaysia mengungkapkan bahwa tujuan didirikannya PKBM adalah agar anak-anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal dapat mengenyam pendidikan dengan ijazah yang dapat digunakan setelah lulus.
“Selama ini kami mengerjakan TPA yang sifatnya informal. makanya, begitu ketemu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKPB), Muhammadiyah perlu berpartisipasi dalam program pemerintah. Nanti tidak hanya belajar ilmunya, tetapi juga ada ijazahnya supaya ke depan anak-anak semua mendapatkan kesempatan,” ungkap Sonny.
Selain dihadiri oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur dan Ketua PCIM Malaysia, acara juga dihadiri oleh Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur Dr. Encik Abdul Hajar, Ketua Majelis Pendidikan Seni dan Olahraga Ustaz Ahmad Fathoni, sejumlah guru SIKLA, pengurus PCIM dan PCIA Malaysia beserta orangtua murid.
