Siarandepok.Com-Pembebasan lahan untuk pembangunan ruas jalan tol di Ibu Kota masih menjadi permasalahan yang besar, hal ini karena Mahalnya harga tanah dan ketersediaan lahan menjadi perhatian oleh pemangku kepentingan, termasuk juga dalam hal ini adalah pembebasan lahan tol Depok – Antasari
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Herry Trisaputra Zuna mengaku bahwa pihaknya terus berupaya menyelesaikan pembangunan ruas tol tersebut. Saat ini, proses pembebasan lahan masih berjalan.
“Masih berjalan. Tanah sudah mulai progres, fisik mulai terlaksana, progres konstruksi 30 persen perbulan Juni, totalitas kita yakin selesai 2019,” ujar Herry belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengatakan, untuk seksi I sampai Gerbang Tol Brigif atau kilometer (Km) lima akan selesai konstruksi pada awal 2018. Untuk itu, dana talangan masih sangat dibutuhkan untuk pembebasan lahan tol yang menjadi penghubung Jakarta dan Depok ini.
“Seksi yang Brigif sebelum Krukut itu mestinya awal 2018 konstruksinya selesai, sampai Brigif,” ujarnya.
Herry Marzuki pun telah menyampaikan masalah pembebasan lahan kepada Sub Direktorat Pengadaan Tanah Ditjen Bina Marga bahwa sementara ini, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yakni PT Wasphutowa bersedia menalangi sisa pembebasan lahan.
“Wasputhowa bersedia membayar, totalnya Rp 500 – Rp 700 miliar, mungkin Rp1 triliun lebih lah,” katanya.
Perlu diketahui, Ruas Tol Depok-Antasari dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Waspphutowa. Panjang jalan yang menghubungkan Jakarta hingga Depok ini mencapai 21,54 Km dengan lima seksi. Adapun, biaya investasi diperkirakan mencapai Rp 2,99 triliun
