Kementrian Luar Negeri Retno Marsudi, melakukan Pertemuan Tingkat Tinggi Peringatan dan Promosi Hari Internasional Penghapusan Total Senjata Nuklir yang diselenggarakan secara virtual pada tanggal 2 Oktober 2020. Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75 yang berlangsung sejak tanggal 21 September 2020.
Menlu menambahkan bahwa tidak adanya kemajuan dalam upaya penghapusan arsenal nuklir mengakibatkan timbulnya defisit kepercayaan di antara negara-negara di dunia. Untuk mencapai penghapusan total senjata nuklir, Menlu RI menggarisbawahi tiga hal penting, yaitu:
Pertama, penerapan dan penegakkan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (Nuclear Non- Proliferation Treaty). Dalam kaitan ini, Menlu Retno menyampaikan bahwa partisipasi penuh dan komitmen dari seluruh negara, termasuk negara pemilik senjata nuklir sangat diperlukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kedua, penguatan mekanisme dan arsitektur perlucutan senjata global. Beberapa mekanisme perlucutan senjata seperti Konferensi Perlucutan Senjata (Conference of Disarmament), larangan uji coba nuklir komprehensif (CTBT) dan mekanisme lainnya harus diupayakan penegakannya agar tujuan penghapusan total senjata nuklir dapat tercapai.
Ketiga, memastikan perlucutan senjata nuklir dapat berdampak positif pada kesejahteraan dunia. Menlu Retno menegaskan bahwa pandemi COVID-19 ini, merupakan pengingat kita bahwa perlindungan manusia dan kemanusiaan hanya dapat tercapai melalui solidaritas global dan bukan melalui senjata nuklir. (dilansir dari pidato Menlu di www.kemlu.go.id)
Retno menegaskan, keberadaan senjata nuklir tidak memberikan manfaat bagi dunia. Sedangkan, penghapusan total senjata nuklir akan memastikan keberlangsungan umat manusia.