Siarandepok.com – Duta Besar Republik Indonesia untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fananie, merasakan kehilangan mendalam atas wafatnya KH. Maimun Zubair atau Mbah Moen di Kota Suci Makkah, Selasa (6/8/2019), pada pukul 04.17 waktu Arab Saudi.
Husnan mengenang almarhum Mbah Moen sebagai sosok yang dicintai dan disegani banyak kalangan.
“Kepergian beliau saat ini sangat memberikan duka mendalam bagi saya dan tentunya masyarakat Tanah Air,” ujar Husnan di Baku Azerbaijan, Selasa (6/8/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sama-sama aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Husnan yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Pakar itu memiliki kesan terhadap pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang tersebut.
Menurutnya, Mbah Moen yang pernah menjabat Ketua Majelis Syariah PPP itu sangat dihormati oleh semua kalangan fusi di tubuh partai berlambang Ka’bah tersebut.
“Beliau sangat dicintai dan dihormati oleh semua kalangan fusi di dalam PPP, baik mereka yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU), Parmusi/Masyumi, SI maupun Perti,” terangnya.
Keberadaan Mbah Moen di PPP dianggap sebagai guru dan orang tua. Oleh karenanya hampir setiap ada urusan partai yang pelik, terang Husnan, Mbah Moen selalu dimintai pendapatnya untuk menemukan solusi.
“Selain sesepuh yang sangat disegani, beliau tempat kembali berbagai urusan partai yang sensitif. Beliau pernah menjabat juga Ketua Majelis Syariah dan sangat dibutuhkan sebagai tokoh yang memberikan jalan keluar untuk masalah-masalah partai yang pelik,” kata Husnan.
Di luar urusan partai, dalam beberapa kesempatan, Husnan juga mengaku kerap berbincang dengan almarhum soal kedekatan dan persahabatannya dengan Trimurti, sebutan bagi tiga orang pendiri Pondok Modern Gontor.
Husnan yang merupakan cucu Trimurti, mengetahui bahwa Mbah Moen ternyata cukup akrab dengan Kyai Ahmad Sahal dan Kyai Imam Zarkasyi.
“Beliau rupanya tahu betul dan mengerti benar tentang sejarah tanah Jawa, pesantren, dan pesantren saya, Pondok Modern Gontor. Suatu saat ketika saya berkunjung ke Sarang, beliau bercerita tentang persahabatan dan kedekatannya dengan Trimurti, khususnya Kyai Ahmad Sahal dan Kyai Imam Zarkasyi,” kata Husnan.
Konon, sambung Husnan, Mbah Moen pernah datang ke Gontor untuk belajar kepada Kyai Ahmad Sahal. Begitu juga Kyai Ahmad Sahal datang ke kediaman Mbah Moen di Sarang untuk mencari calon menantu.
Pertemuan Husnan dengan Mbah Moen terakhir kali terjadi di akhir tahun lalu sebelum pemilu. Husnan yang sedang ada di Tanah Air menyempatkan diri datang untuk bersilaturahim ke pondok pesantren beliau di Sarang, Rembang.
“Beliau berpesan agar saya melaksanakan tugas apapun harus dengan ikhlas untuk semata-mata ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” pungkasnya.