ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Siarandepok.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan relokasi Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama tidak mengakibatkan perubahan tarif. Gerbang tol yang sebelumnya di kilometer (KM) 29 itu berpindah ke KM 70 jalan tol Jakarta-Cikampek.
Relokasi gerbang tol tersebut nantinya akan melayani transaksi kendaraan menuju Palimanan, dan GT Kalihurip Utama di KM 67 pada ruas Tol Cipularang akan melayani transaksi Cileunyi. Relokasi ini rencananya mulai beroperasi sebelum arus mudik lebaran 2019, yang diperkirakan pada 26 Mei atau H-10 Lebaran.
Saat ini transaksi pembayaran jalan tol Jakarta-Cikampek terdiri dari dua jenis transaksi, yaitu sistem terbuka pada ruas Jakarta-Cikampek Barat dan transaksi tertutup pada ruas Cikarang Barat-Cikampek yang dilakukan di GT Cikarang Utama. Hal ini menimbulkan antrean panjang di GT, dan penumpukan kendaraan di Tol Cikampek yang menuju Bandung maupun Palimanan.
Relokasi ini akan dilakukan oleh PT Jasa Marga selaku Badan Pengatur Jalan Tol (BUJT) Tol Jakarta-Cikampek, sebagai upaya peningkatan layanan jalan tol Trans Jawa yang sudah terhubung dari Merak hingga Probolinggo Timur.
Selain itu, pemindahan gerbang tol itu juga untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2019. Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, akan ada penambahan jumlah gardu menjadi 21 gardu masuk atau keluar (oneway) di GT Cikampek Utama.
Sedangkan, di GT Kalihurip Utama akan ada 22 gardu masuk atau keluar (oneway) dan mengoperasikan petugas mobile reader atau petugas yang akan ditempatkan di GT.
Relokasi GT Cikarang Utama juga berkaitan dengan persiapan pengoperasian jalan tol layang Jakarta-Cikampek Elevated yang nantinya menggunakan satu kali transaksi pembayaran.
“Relokasi juga dilakukan bersinergi dengan penyelesaian pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek Elevated yang saat ini sedang masa konstruksi ,” ujar Danang, pada keterangan pers, Senin (23/4).
Adapun pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek berdampak terhadap penutupan enam gardu pembayaran, yang lahannya digunakan untuk konstruksi pilar jalan tol, akibatnya pengoperasian GT Cikarang tidak maksimal.