Pola Makan yang Buruk akan Menyebabkan Risiko Kematian Menjadi Tinggi

- Reporter

Rabu, 10 April 2019 - 16:06

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Siarandepok.com – Kebiasaan merokok sudah dipastikan dapat merusak kesehatan tubuh. Bukan hanya perokok aktif, perokok pasif pun akan terkena dampak negatifnya. Akan tetapi, tahukah kalian bahwa pola makan yang buruk ternyata lebih mematikan dibanding rokok dan penyakit jantung.

Pola makan yang buruk ternyata tak hanya berakibat buruk pada lingkar perut yang dimiliki saja. Sebuah penelitian mengungkap bahwa hal ini juga dapat lebih membahayakan dibanding kebiasaan merokok dan tekanan darah tinggi.

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa terlalu sedikit memakan makanan sehat atau terlalu banyak memakan makanan tak sehat menyebabkan 22 persen kematian dari seluruh kejadian yang ada. Temuan ini didapat dari data di 40 negara selama tahun 2017.

“Pola makan buruk merupakan salah satu pembunuh,” ungkap Ashkan Afshin, peneliti di Health Metrics and Evaluation, University of Washington.

“Kita adalah apa yang kita makan dan risiko yang memengaruhi banyak orang terlepas dari jangkauan demografi, termasuk usia, gender, dan status ekonomi,” sambungnya.

Pola makan yang buruk menyebabkan 10,9 juta kematian pada 2017, sedangkan rokok menyebabkan 8 juta kematian, dan tekanan darah tinggi menyebabkan 10,4 juta kematian. Hasil penelitian ini didapat dari 130 ilmuwan di lebih dari 40 negara.

Pola makan tinggi sodium, rendah biji-bijian, sedikit buah, sedikit kacang, serta kurang sayur diketahui sebagai faktor yang berkontribusi utama pada masalah kesehatan yang berujung kematian di banyak negara. Penyakit yang berhubungan dengan pola makan buruk ini adalah kanker, diabetes, dan ginjal.

Mesir merupakan negara dengan kematian yang berhubungan dengan pola makan tertinggi dibanding negara lain yang terlibat dalam penelitian ini. Sedangkan Jepang merupakan negara dengan angka kematian yang berhubungan dengan pola makan terendah.

Walter Willet, profesor dari Harvard menyebut bahwa temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan faktor keuntungan dan risiko untuk kesehatan kardiovaskular dengan mengganti daging merah ke sayuran yang mengandung protein. Dia menyebut bahwa mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan dapat memberi keuntungan kesehatan baik bagi manusia maupun bumi.

Penulis: Inggiet Yoes

Editor: Faisal Nur Fatullah

 

Berita Terkait

Petahana teriak lanjutkan, Koordinator GEMPAR : Itu beli kulit muka nya dimana?
Bentuk Kecintaan Terhadap Supian-Chandra, Relawan Hammas Buatkan Lagu
Massif Sosialisasi, Korcam Cinere Targetkan Supian-Chandra Menang 75 Persen
Wow…Pendukung Fanatik Supian-Chandra Pasang Baliho di Teras Rumah
Hindari Rentenir & Pinjol, Supian-Chandra Bakal Bentuk Koperasi di Setiap Kelurahan
Angkasa Pura Jadi Operator Bandara Terbesar Nomor 5 di Dunia, Inilah Sederet Bandara Terluas di Indonesia yang Dikelola
Ramai Kabar Saaih Halilintar Tak Tampil di PON Aceh-Sumut 2024, Sejumlah Artis Ini Justru Pernah Jadi Atlet Pekan Olahraga Nasional
Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2024, BKKBN Gelar Pekan KB Serentak Targetkan 1,4 Juta Akseptor

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 19:59

Petahana teriak lanjutkan, Koordinator GEMPAR : Itu beli kulit muka nya dimana?

Kamis, 12 September 2024 - 19:00

Bentuk Kecintaan Terhadap Supian-Chandra, Relawan Hammas Buatkan Lagu

Kamis, 12 September 2024 - 18:58

Massif Sosialisasi, Korcam Cinere Targetkan Supian-Chandra Menang 75 Persen

Rabu, 11 September 2024 - 19:22

Wow…Pendukung Fanatik Supian-Chandra Pasang Baliho di Teras Rumah

Rabu, 11 September 2024 - 19:18

Hindari Rentenir & Pinjol, Supian-Chandra Bakal Bentuk Koperasi di Setiap Kelurahan

Rabu, 11 September 2024 - 18:56

Ramai Kabar Saaih Halilintar Tak Tampil di PON Aceh-Sumut 2024, Sejumlah Artis Ini Justru Pernah Jadi Atlet Pekan Olahraga Nasional

Rabu, 11 September 2024 - 13:01

Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2024, BKKBN Gelar Pekan KB Serentak Targetkan 1,4 Juta Akseptor

Selasa, 10 September 2024 - 10:31

Gelar Rakortek Pengendalian Penduduk di Jawa Barat, BKKBN Tekankan Pentingnya Afirmasi Kebijakan Kependudukan

Berita Terbaru