Siarandepok.com – Mie instan adalah makanan yang sudah akrab didengar oleh orang Indonesia, terutama untuk anak muda. Karena kepraktisannya, mie instan menjadi faktor utama anak muda terlebih anak kos untuk mengonsumsinya. Konsumsi mie instan yang berlebihan pada generasi muda disebut sebagai salah satu faktor penyebab hipertensi.
“Tren hipertensi juga mulai meningkat di kalangan mahasiswa. Ada penelitian di suatu universitas yang menunjukkan, rata-rata anak kos mengonsumsi mie instan sebanyak 3 – 4 bungkus per harinya,” tutur Cut Putri Arianie, Direktur P2PTM Kemenkes RI.
Mie instan mengandung garam yang cukup tinggi. Dalam satu bungkus, jumlahnya sudah hampir melebihi batas konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) per hari. Berlebihnya garam dapat memicu laju tekanan darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hipertensi tidak hanya menyerang organ kardiovaskular seperti jantung dan pembuluh darah, melainkan ginjal. Tingginya tekanan darah dapat menurunkan fungsi ginjal tanpa kita sadari.
“Dalam satu ginjal ada 1 juta unit nefron, yakni serat-serat halus yang bekerja untuk menyaring darah. Tekanan darah tinggi dapat mengganggu fungsi nefron dan pembuluh darah ginjal sehingga proses filtrasi tidak optimal,” ujar Aida Lydia, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ginjal dan Hipertensi (dilansir dari merdeka.com).
Hipertensi ditandai dengan tekanan darah yang mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Jika dibiarkan, ginjal akan mengalami penurunan fungsi dan memicu Penyakit Ginjal Kronis (PGK) atau gagal ginjal.
PGK hanya dapat diatasi dengan terapi pengganti ginjal seperti cuci darah (hemodialisis) hingga transplantasi ginjal yang tentunya tidak murah.
Penulis: Faisal Nur Fatullah
