Siarandepok.com – Rasa kesal terkadang membuat kita tidak nyaman, sehingga ingin meluapkan kemarahan. Sayangnya, rasa marah itu muncul dengan tiba-tiba dan berimbas kepada hubungan kita sesama manusia.
Tapi sadarkah Anda jika kemarahan itu bisa timbul gegara penyakit yang Anda derita. Berikut beberapa penyakit yang membuat Anda ingin marah:
1. Stroke
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Suasana hati Anda mungkin sulit dikelola setelah terserang stroke. Terutama jika Anda mengalami kerusakan pada bagian otak Anda yang berfungsi mengatur emosi Anda. Serangan ini biasanya membuat Anda merasa frustrasi, cemas, sedih, dan marah.
2. Alzheimer
Perubahan suasana hati dan kepribadian bisa menjadi tanda awal dari ini. Sering kali perubahan tersebut membuat Anda mudah tersinggung atau mudah marah. Terutama ketika Anda berada di luar zona nyaman Anda. Selain marah, Anda menjadi pelupa, bingung, atau Anda mulai berjuang untuk berkata-kata.
3. Depresi
Merasa kesal pada semua orang akan membuat gelisah. Depresi sering kali disertai dengan amarah, yang dapat membuat Anda frustrasi tanpa alasan. Anda juga bisa mudah marah.
4. Diabetes
Penurunan gula darah yang signifikan dapat membawa perubahan besar pada perilaku Anda. Anda akan muda marah, menangis, atau bingung.
5. Gagal hati
Ketika hati Anda tidak dapat menyaring racun keluar dari tubuh seperti seharusnya, maka akan terjadi tumpukkan sehingga memengaruhi otak Anda. Itu dapat menyebabkan efek samping yang serius. Seperti perubahan suasana hati dan kepribadian hingga menimbulkan sifat mudah marah.
6. Disforik pramenstruasi
Lekas marah adalah hal yang normal ketika Anda memiliki sindrom pramenstruasi (PMS). Tetapi jika Anda mendapati diri dalam amarah yang tak terkendali dan perubahan suasana hati yang serius satu hingga dua minggu sebelum haid, bisa jadi Anda menghadapi kondisi yang lebih parah. Kondisi ini disebut gangguan disforik pramenstruasi (PMDD).
7. Tiroid yang terlalu aktif
Jika tiroid Anda bekerja lembur, itu bisa membuat Anda gugup, gelisah, cemas, dan mudah marah. Tetapi Anda mungkin juga akan memiliki gejala lain, seperti perubahan berat badan atau masalah pada usus.