Siarandepok.com – Pakar menyebut terdapat kesalahan terhadap praktek persiapan Orang Utan yang akan dilepas ke alam liar oleh pusat rehabilitasi. Hal ini diungkap Spesialis Reintroduksi Orangutan asal Universitas Indonesia, Rondang Siregar.
“Pusat rehabilitasi di Indonesia menurut pandangan saya masih salah kaprah. Orang Utan di rehabilitasi terlalu dimanusiakan. Jadi nanti tidak punya kemampuan saat dilepas-liarkan,” ujar Rondang usai diskusi di Universitas Atmajaya, Jumat (15/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagi Rondang, seharusnya pusat reintroduksi atau rehabilitasi membekali Orang Utan dengan kemampuan agar bisa bertahan hidup di alam liar.
Reintroduksi pada dasarnya adalah melepas liarkan individu yang telah di rehabilitasi ke tempat atau wilayah yang merupakan tempat hidup satwa liar tersebut sebelumnya. Reintroduksi juga bertujuan agar satwa menjadi mandiri dan mencapai jumlah populasi yang layak untuk bertahan hidup.
Rondang mengatakan salah satu kesalahan pusat rehabilitasi misalnya ketika memberi makan Orang Utan. Pusat rehabilitasi memberi makanan yang telah diolah terlebih dahulu.
Hal ini akan membuat Orang Utan tidak memiliki kemampuan untuk mengolah makanan. Misalnya cara membuka durian, kelapa, atau meminum tebu.
“Orang Utan misalnya saat makan itu dipotong-potong. Saat di hutan itu dia tidak tahu cara proses makanan. Kemudian kalau saya bilang Orang Utan ini harus diajarkan untuk mengolah makanan,” katanya.
Rondang mengatakan idealnya Orang Utan harus direhabilitasi di hutan yang notabene merupakan tempat hidup mereka, bukan di kandang. Hal tersebut akan membuat Orang Utan terbiasa untuk memahami dan terbiasa untuk hidup di hutan.
“Idealnya juga membesarkan Orang Utan itu di hutan bukan kandang. Karena di kandang tidak belajar apa-apa,” tutupnya.
Penulis: Adista
Editor: Muhammad Rafi Hanif
