Penulis :Khairulloh Ahyari)*
Bagi saya, ketika bicara pendidikan di Indonesia, maka kita harus menaruh hormat dan penghargaan setinggi2nya kepada NU dan Muhammadiyah.
Jauh sebelum republik lahir, NU dan Muhammadiyah sudah melakukan pelayanan pendidikan kepada anak-anak pribumi. NU melalui pesantren dan madrasah di pelosok kampung. Muhammadiyah di bidang pendidikan formal dan umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di masa sebelum kemerdekaan, dari madrasah dan pesantren NU serta sekolah Muhammadiyah, para Kiai, ustadz, dan guru menanamkan nilai keislaman sekaligus nasionalisme.
Inilah yang kemudian melahirkan gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di seluruh penjuru nusantara.
Dari rahim madrasah-pesantren NU dan sekolah Muhammadiyah lahir para pendiri dan pahlawan bangsa.
Di masa pembangunan, ustadz dan kiai NU di pelosok tetap mengajar, walau tanpa gaji dan minim perhatian negara.
Guru2 muhammadiyah tetap antusias mendidik dan menyiapkan generasi terbaik bangsa.
Kita juga tahu, kurikulum madrasah, pesantren dan sekolah NU- Muhammadiyah selalu menekankan nilai keislaman yang ramah. Dipupuk juga praktik toleransi serta kebinekaan yang jujur, dan kecintaan dan semangat juang yang tulus kepada bangsa dan negara.
Hari ini, masih banyak guru madrasah dan pesantren NU, guru sekolah di muhammadiyah yang dihonor alakadarnya. Mengajar masih bersepeda dan bahkan masih ada yang berjalan kaki. Tapi jangan ragukan dedikasi dan semangat mendidik mereka.
Ketika muncul sekolah-sekolah swasta mahal dan modern. Dengan biaya selangit dan kental aroma bisnis. NU dan Muhammadiyah tetap istiqomah dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat.
Dengan penanaman nilai keislaman, keindonesiaan, dan kejuangan yang otentik.
NU dan Muhammadiyah tidak menjadikan pendidikan sebagai bisnis.
Selamat hari pendidikan nasional. Hormat kami untuk para kiai, ustadz, guru2 dan seluruh insan pendidikan di Indonesia. Terkhusus ustadz dan guru di NU dan Muhammadiyah.
Makkah al Mukaromah, 02 Mei 2023.
)* Anggota DPRD Fraksi PKS
