Dibalik amanah sang Kiai

- Reporter

Senin, 12 September 2022 - 15:00

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SiaranDepok.com – Di balik orang besar, pasti ada tangan kanan yang membesarkan namanya, tak terkecuali, DR. KH. Noer Muhammad Iskandar,SQ. Sejak usia dini, beliau dididik oleh ulama terkemuka, termasuk ayahnya sendiri KH. Askandar, ulama kharismatik asal Banyuwangi.

Selanjutnya, estafet keilmuan dibimbing oleh KH. Mahrus Aly, saat menimba ilmu di Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Mubtadi’ien, Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Kiai Noer, panggilan akrab DR. KH. Noer Muhammad Iskandar SQ, juga sempat “di didik” ilmunya oleh Kyai Muslih Futuhiyah,  Mranggen, Demak, Jawa Tengah. Dari sini, beliau melanjutkan pengembaraan ilmunya ke Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) Jakarta, sekaligus menjadi awal mula keinginannya berdakwah di Kota Besar bernama Jakarta.

Benteng dakwah ditandai dengan mendirikan Ponpes  Asshiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 1985 silam. Dengan kesungguhan dan Istiqomah beliau mendidik para santri, hingga lambat laun muridnya mencapai 20.000 yang tersebar di Nusantara, termasuk di Malaysia dan Brunei Darussalam. Para alumni kini menjadi kelanjutan peran dakwah Kiai Noer dengan berbagai macam peran dan fungsi di masyarakat, terutama membangun lembaga pendidikan keagamaan berbasis pondok pesantren.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kiai Noer memang luar biasa. Beliau menerapkan keseimbangan terapan ilmu agama (Kitab Kuning) dan ilmu umum (Pendidikan Formal), dengan penuh harapan santri dan santriwati mampu beradaptasi dengan perubahan zaman yang begitu cepat. Globalisasi disertai teknologi canggih selama berjalan nya zaman, tapi kekuatan agama juga harus dijaga dan ditegakkan.

Satu di antara nostalgia santri yang tak terlupakan yakni pengajian yang rutin digelar Ba’da Subuh. Selepas sholat, beliau mengajarkan Kitab Tafsir Jalalain dan Kitab Ta’limul Muta’alim, sebagai pendidikan akhlak bagi para santri sekaligus berharap diamalkan saat terjun di masyarakat.

Kaidah fiqih : Almuhafadhotu ‘alal qodimissholih wal akhdzu biljadidil ashlah (Menjaga tradisi lama yang baik dan menerima tradisi baru yang lebih baik) menjadi landasan berpikir beliau dalam konsep terapan ilmu. Kendati hidup di zaman kekinian, Kiai Noer tetap berpegang teguh dengan ilmu yang telah diperoleh dari guru-gurunya. Atas dasar inilah, keberkahan dan kemajuan Ponpes Asshiddiqiyah tak terbendung. Hingga kini, sudah 12 cabang tersebar di Indonesia.

Sebagai seorang guru, beliau memiliki harapan besar terhadap santri-santrinya, sebagaimana umumnya para kiai lain lainnya. Yang paling sederhana, berharap para santri ketika pulang ke kampung halamannya bisa mengajar ngaji, memimpin sholat, baca tahlil, baca doa, khotbah dan lain-lain. Ada juga yang terlihat sangat visioner, berharap kelak santrinya menjadi pengusaha, pejabat, konglomerat, diplomat, advokat dan seterusnya.

Dalam nasehatnya, Kiai Noer pernah berpesan agar santrinya menjadi manusia-manusia yang bermanfaat. Sekilas terlihat ringan, tapi terkandung makna berat, karena harus Istiqomah sekaligus menjadi suri tauladan bagi masyarakat. Beliau tidak berbicara soal capaian sukses yang diukur dengan kebendaan atau keduniaan, meskipun nilai keduniaan juga tak kalah pentingnya. Khoirunnas ‘anfauhum linnas (Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain),” begitu katanya.

Menjadi  insan yang bermanfaat bisa di mana saja, kapan saja, bisa sebagai apa saja, dan dengan  apa saja. Dan ini butuh latihan yang luar biasa, terutama menghilangkan rasa PALING pada dirinya. Kenapa butuh latihan yang luar biasa? Karena tidak bisa setiap orang mampu mengamalkannya. Nyatanya banyak orang yang kaya raya tidak mampu bersedekah, banyak orang pandai tidak bisa berbagi ilmunya, banyak orang terlihat soleh, tapi juga tidak bisa menjadi teladan buat yang lain.

Itulah sepenggal Pesan Sang Kiai, Almaghfurlah DR. KH Noer Muhammad Iskandar pendiri Ponpes Asshiddiqiyah. Semoga apa yang beliau telah tanamkan menjadi ilmu yang bermanfaat. Menjadikan muridnya mampu menebar manfaat dimanapun berada.

Berita Terkait

FILOSOFI SILATURAHMI
Ensiklopedi Betawi 9 : ‘MUALIM’
Perkuat Kualitas Pendidik, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Depok adakan Penataran Guru Pengabdian Tahun 2025
Ensiklopedi Betawi 8 : ‘Ustadz’
PKD Peduli Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadan Bersama Masyarakat
10 Toko Supplier Baju Muslim di Depok yang Recomended
Gerakan Ayo Peduli Sesama Salurkan Rp 196.000.000,- untuk Program Beasiswa Pendidikan Yatim & Dhuafa di Pesantren Tahun Ajaran 2024-2025
Luar Biasa Mumtaz, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Kampus Putra adakan PAS (Primago All Star Show) 2025

Berita Terkait

Rabu, 23 April 2025 - 09:02

WIDYAISWARA INDONESIA KERJASAMA DAN TANDA TANGANI SURAT PERNYATAAN MINAT DENGAN UNIVERSITI KUALA LUMPUR MALAYSIA

Senin, 21 April 2025 - 16:37

Moment Hari Kartini, NAV Karaoke Keluarga Bersama PMI Gelar Donor Darah Serentak di 7 Kota

Senin, 21 April 2025 - 11:32

34 Warga Belajar Kota Depok Ikuti UPK Tahun 2025 di PKBM Primago Indonesia

Kamis, 17 April 2025 - 18:09

Siap Sinergi Majukan Ekosistem Travel Umroh Haji, KIAS Travel Resmi dilaunching

Senin, 14 April 2025 - 22:05

FILOSOFI SILATURAHMI

Minggu, 13 April 2025 - 12:56

Perkuat Kualitas Pendidik, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Depok adakan Penataran Guru Pengabdian Tahun 2025

Sabtu, 12 April 2025 - 20:25

Ensiklopedi Betawi 8 : ‘Ustadz’

Minggu, 30 Maret 2025 - 12:03

Mudik Lebaran, ASN Kota Depok dilarang Walikota Depok Pakai Mobil Dinas

Berita Terbaru

Artikel

FILOSOFI SILATURAHMI

Senin, 14 Apr 2025 - 22:05