SiaranDepok.com – Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendanaan Anak-Anak (UNICEF) menyatakan, akibat dampak pandemi Covid-19 sektor pendidikan alami kerugian di kalangan anak-anak di seluruh dunia.
UNICEF mengatakan lebih dari 616 juta siswa masih terkena dampak penutupan sekolah secara penuh atau sebagian.
Di berbagai negara, penutupan sekolah telah menghalangi kesempatan jutaan anak untuk memperoleh keterampilan dasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga : Disnaker Depok Berhasil Serap Anggaran 95,97 % Selama Tahun 2021 – Siaran Depok
“Dampak tersebut juga mempengaruhi kesehatan mental siswa, dapat menimbulkan risiko pelecehan yang lebih besar, dan mencegah banyak siswa memiliki akses ke sumber nutrisi yang teratur,” ucap UNICEF.
“Secara terus terang, kami melihat skala kehilangan yang besar dari pendidikan anak-anak yang hampir tidak dapat diatasi,” kata Kepala Pendidikan UNICEF Robert Jenkins, Senin 24 Januari 2022
Ia menambahkan, membuka kembali sekolah saja tidak cukup, serta perlunya dukungan intensif untuk memulihkan pendidikan yang hilang.
UNICEF mengatakan, bahwa kehilangan pembelajaran akibat penutupan sekolah telah menyebabkan hingga 70 persen anak berusia 10 tahun tidak dapat membaca atau memahami teks sederhana.
Angka tersebut naik dari 53 persen sebelum pandemi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah.
Salah satu nya di Etiopia, ketika sekolah ditutup anak-anak hanya bisa mempelajari 30%-40% kurikulum matematika.
Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), kondisi siswa kehilangan pembelajaran karena penutupan sekolah telah diamati di beberapa negara bagian. Di antaranya Texas, California, Colorado, Tennessee, Carolina Utara, Ohio, Virginia, dan Maryland.
Di Texas, contohnya, hasil ujian menunjukkan dua pertiga anak-anak di kelas 3 berada di bawah nilai rata-rata dalam pelajaran matematika pada 2021.
Sebelum pandemi, setengah dari jumlah siswa kelas melewati nilai rata-rata kelas pada 2019.
Di berbagai negara bagian Brasil, sekitar tiga dari empat anak di kelas 2 berada belum dapat membaca. Angka ini naik dari satu dari dua anak.
Kemudian satu dari 10 siswa berusia 10-15 tahun melaporkan bahwa mereka tidak berencana untuk kembali ke sekolah setelah pembelajaran tatap muka dimulai.
Tidak hanya itu, putus sekolah juga menjadi masalah di Afrika Selatan (Afsel), sekitar 400.000-500.000 siswa dilaporkan putus sekolah dan sama sekali tidak mendapat pendidikan formal antara Maret 2020 dan Juli 2021.
Selain itu, tingkat kecemasan dan depresi di antara usia anak-anak dan remaja yang terkait dengan pandemi telah melonjak.
Penutupan sekolah juga berarti lebih dari 370 juta anak di seluruh dunia tidak dapat menuntut ilmu dari sekolah.
“Kehilangan apa yang bagi sebagian anak merupakan satu-satunya sumber makanan dan nutrisi sehari-hari yang dapat diandalkan,” ucap UNICEF.
