Siarandepok.com – Sabtu (9/2/2020) Aliansi Cerahkan Negeri (ACN) melakukan silaturahim kepada Hj. Elly Farida, Ibu Walikota Depok. Silaturahim ini dihadiri oleh masing-masing perwakilan organisasi pemuda dan mahasiswa yakni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), Solidaritas Peduli Jilbab (SPJ) dan organisasi kepemudaan lain yang tergabung dalam ACN.
Maya Rahmanah, selaku perwakilan dari KAMMI Pusat di ACN menyampaikan bahwa tujuan silaturahmi ini selain untuk memperkenalkan ACN dan menjalin hubungan lebih erat dengan pemerintah Depok adalah untuk menyampaikan dukungan ACN kepada program kerja walikota Depok terkait ketahanan keluarga, Depok ramah anak, dan penyusunan Raperda anti LGBT di Kota Depok.
“Perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan, perekonomian, sosial, kebudayaan, pendidikan dan peran yang tidak kalah penting adalah dalam lingkup keluarga, khususnya di Kota Depok dan kami merasa peran perempuan yang dilakukan oleh Ibu Walikota berdampak baik untuk membantu pembangunan Kota Depok dengan melakukan penataan, penanggulangan, pemberdayaan perempuan di berbagai aspek, tak terkecuali di dunia pendidikan,” ujar Maya membuka pembicaraan malam itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perempuan yang baru saja dilantik sebagai Kepala Departemen Kajian Gender dan Pemberdayaan Perempuan KAMMI tersebut meyakini bahwa perempuan perlu banyak terlibat dalam membangun Kota Depok, terutama pada hal yang berkaitan dengan isu-isu kesusilaan yang banyak sekali menyasar pada perempuan di usia muda.
“Memang banyak sekali yang harus dicermati oleh kita semua, karena masyarakat masih menganggap bahwa pemerintah lah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap banyaknya isu-isu kesusilaan, penyimpangan seksual, pelecehan seksual serta isu terkait anak dan perempuan. Padahal kita semua nanti akan ditanyakan pertanggungjawabannya di hadapan Allah, kita semua memiliki peran, ketua RT, ketua RW, tokoh agama, ibu-ibu PKK, dan lainnya. Bahkan menurut hadits, Allah lebih mencintai hambaNya yang bersabar untuk memperbaiki masalah dimasyarakat dibandingkan dengan hamba yang ahli ibadah namun egepe dengan lingkungan di sekitarnya,” jawab Elly setuju dengan pernyataan Maya.
Elly menyampaikan bahwa di Depok sudah banyak membuat inovasi gerakan yang dilakukan untuk menjadikan Depok sebagai kota ramah anak, seperti Gersapanong (Gerakan Sapa Anak Nongkrong) yang sedang digalakkan oleh ibu-ibu PKK di Kota Depok, gerakan ini bertujuan untuk mengingatkan remaja yang masih nongkrong di malam hari untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
“Anakku, anakmu, anak kita semua. Rasa kepemilikan dan kepedulian itu lah yang harus ditanamkan kita semua, kalau kita semua bergerak, kita pasti bisa menjadikan Depok kota yang ramah anak,” lanjut Elly sambil mempersilakan tamu untuk mencicipi makanan dan minuman yang telah disajikan.
Terkait isu ketahanan keluarga, Elly mengungkapkan bahwa setelah diterapkan perda ketahanan keluarga memang pemerintah kota Depok menerima banyak sekali aduan terkait permasalahan yang ada dalam lingkup keluarga, “Isu ketahanan keluarga memang layaknya gunung es, sehingga di periode ini harus dibentuk Tim Respon Cepat (TRC) yang aktif 24 jam untuk turun ke lapangan dan bekerja sama dengan mitra Kota Depok. Kami juga terbantu dengan adanya Kader Ramah Keluarga (KRK) yang bekerja di bawah Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK), meskipun mereka baru berjumlah sekitar seratus orang KRK, namun kerja mereka sangat membantu penjangkauan dan penanganan kasus. Sehingga jika ada aduan kami bisa langsung bekerja sama dengan psikolog atau profesional yang berwenang dalam melakukan penanganan kasus yang berkaitan dengan ketahanan keluarga dan memang harus diakui kasus terbesar adalah pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak,” lanjut Elly.
Banyaknya kasus terkait seksual yang terjadi saat ini juga menjadi salah satu faktor akan dibentuknya crisis center LGBT di kota Depok, “Makanya ketika kemarin Bapak (Walikota Depok) ingin membuat crisis center LGBT, gerah lah itu LSM-LSM yang membela LGBT bahkan sampai dunia internasional juga ingin mengintervensi. Bahkan ada beberapa pelaku homoseksual yang dengan lantang menyatakan “Depok rumah kami!”, loh kami juga akan dengan lantang mengatakan bahwa Depok juga rumah kami, kami gak mau anak-anak kami, cucu-cucu kami, kami tidak mau generasi kami mengalami penyimpangan seksual,” ungkap Elly saat menceritakan momen saat pemerintah Depok ditekan berbagai pihak terkait isu LGBT di Kota Depok.
“Hanya saja, kita memang harus membungkus semua penyuluhan dan pendekatan kepada warga dengan cara yang cantik, karena kebanyakan jika kita langsung menyatakan penolakan masyarakat akan lebih defensif, jadi ada baiknya jika kita melakukan penanganan yang bersifat persuasif,” lanjut Elly. Di akhir sesi silaturahim, ACN memberikan kenang-kenangan berupa buku “Delusi Kesetaraan Gender” kepada Ibu Walikota Depok.
Saat diwawancara mengenai mengenai urgensi silaturahim malam itu, Rifda, perwakilan SPJ di ACN berkata, “Sebagai pegiat yang bersama ingin menjaga budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi norma agama dan kesusilaan, sudah sepatutnya kita menjalin silaturrahim dengan berbagai kalangan yang juga ingin melindungi bangsa dari segala hal yang sifatnya merusak. Harapannya, upaya untuk menjaga bangsa dari kerusakan moral dan budaya dapat terealisasi dengan efektif karena sinergitas dari berbagai kalangan.”
“SPJ bersama ACN akan terus mendukung dan membantu Pemkot Depok untuk mengawal dan merealisasikan segala kegiatan Pemkot yang berhubungan dengan ketahanan keluarga dan pencegahan dini kerusakan moral serta budaya bangsa yang religius dan beradab dari ruang lingkup terkecil yaitu keluarga hingga ruang lingkup terbesar yaitu masyarakat,” pungkas Rifda.