ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Siarandepok.com – 2 hari yang lalu pemilu 2019 telah digelar. Tak seperti pemilu sebelumnya, kini keadaan pada pemilu 2019 agak sedikit kurang kondusif dan terlalu dramatis. Salah satunya adalah ada 25 mahasiswa yang tak bisa mencoblos pada Pemilu 2019 di TPS 44 RT 01, RW 010, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok. Hal ini pun dibenarkan Ketua Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Depok, Nana Sobarna.
Sejumlah pemuda tersebut dicurigai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) karena memiliki perawakan seperti warga negara asing.
“Perawakan mereka mirip etnis tertentu dan mereka ini bergerombol sehingga membuat KPPS curiga, takutnya ada mobilisasi,” ucap Nana di Kantor KPU Depok, Jalan RA Kartini, Pancoran Mas, Depok, Kamis (18/4).
“Mereka ini mahasiswa yang berasal dari Bandung, Cianjur yang sedang diklat Bahasa Jepang di Sukmajaya untuk dipekerjakan di sana (Jepang),” sambungnya.
Ia mengungkapkan, ada sekitar 300 mahasiswa yang tengah diklat bahasa Jepang tersebut telah terdaftar memiliki A5.
“Ada 300 mahasiswa yang terdaftar dan kami sebar ke TPS yang berbeda-beda untuk menghemat surat suara,” ucapnya.
Namun, lantaran 25 orang mahasiswa ini datangnya bergrombol menyebabkan KPPS menolaknya. Ditambah, TPS yang mereka tuju ini tidak sesuai dengan TPS yang ditentukan KPU.
“Namun, karena keterbatasan surat suara dan waktunya juga tidak memungkinkan sehingga 25 orang ini tidak terakomodir,” ucapnya.
Sementara, smahasiswa lainnya dapat melaksanakan pencoblosan di beberapa TPS sekitar. Nana menyayangkan kejadian tersebut. Nana mengaku telat mendapatkan laporan kejadian itu sehingga para mahasiswa tersebut harus kehilangan hak suara.
Penulis : Inggiet Yoes
Editor : Muthia Dewi Safira