oleh

Cobain Uniknya Bubur Goreng di Jakarta Selatan

-Kuliner-1.004 views

Cobain Uniknya Bubur Goreng di Jakarta Selatan

Bubur telah menjadi santapan orang Indonesia, terutama saat sarapan. Sudah menjadi rutinitas keseharian, cara memakannya pun kerap diperdebatkan. Ada yang menyantap bubur tanpa diaduk, ada pula yang menaruh prinsip bahwa sejatinya makan bubur terletak pada proses mengaduknya. Apabila Anda termasuk penganut yang kedua, hidangan unik berbasis bubur ini mungkin akan memanjakan lidah Anda: bubur goreng. Daerah Jagakarsa, Lenteng Agung, Jakarta Selatan merupakan salah satu tempat di mana Anda dapat menemukan menu unik ini.

Dengan nama dagang “ Bubur Goreng Bang Juna” yang buka di tepi Jl Jeruk, Anda bisa mendapatkan seporsi bubur goreng dengan harga Rp 15.000. Di sini juga tersedia bubur ayam biasa dengan banderol Rp 10.000. Harga ini sudah termasuk teh tawar hangat yang boleh Anda isi ulang.

Diman, seorang paruh baya yang menjadi juru masak membeberkan perbedaan bubur goreng dengan bubur biasa. “Bumbu ditumis dulu, lalu beri bawang bombay dan telur, kemudian masukkan bubur ke wajan,” sebut Diman yang mengaku sudah empat tahun menukangi “dapur” Bubur Goreng Bang Juna. Supaya Anda lebih mudah membayangkan prosesnya, Diman menyederhanakan prosesnya.
Setelah menumis bumbu atau kuah kari, si juru masak akan memasukkan telur, menaburi potongan kecil bawang bombay, dan memasaknya rata hingga aromanya menguar. Ada pula irisan tipis sawi putih dan suwiran daging ayam yang turut dimasak. Lalu, bubur dimasukkan dan dibaluri kecap manis sebelum diaduk merata, juga ditambah sambal jika pemesan menginginkan. Terakhir, supaya rasanya tidak hilang atau tercampur, bahan-bahan pelengkap seperti seledri, daun bawang, kacang kedelai goreng, dan kerupuk dibubuhkan terakhir ketika bubur goreng telah diangkat dari wajan. Saat disantap, bumbu/kuah kari yang melekat bersama bubur terasa lebih kental dibandingkan bumbu/kuah kari pada bubur biasa. Selain itu, rasa dan aromanya lebih kaya lantaran terdapat telur orak-arik dan tumisan bawang bombay.

Arjuna Saputra (37) alias Juna, otak di balik bisnis ini, mengaku bahwa ide awal bubur goreng tercetus begitu saja ketika dirinya dan Diman tengah berbincang-bincang usai makan bersama. Diman yang dulunya juga pernah berjualan bubur menjadi rekan setia dalam membidani dan membesarkan Bubur Goreng Bang Juna pada 2015, bersama Giat, seorang rekan lain yang membantunya. Juna mengaku, usaha ini sempat melebarkan sayapnya ke Medan, Sumatera Utara dengan sistem franchise, tetapi tidak berjalan mulus. “Di Medan kalah dengan sarapan lontongnya,” terang Juna yang juga seorang dokter spesialis kandungan di sebuah rumah sakit di Pekanbaru, Riau.

Juna mengklaim, belum ada pihak lain yang mampu menyamai rasa bubur gorengnya. “Karena agak repot manajemen waktunya, jadi orang mungkin malas meniru, ya,”. Saat ini, rencana terdekat yang mungkin ditempuhnya ialah membuka cabang baru di kawasan Depok, Jawa Barat. Juna beralasan, masyarakat yang heterogen cenderung lebih dapat menerima hidangan unik ini. Bubur Goreng Bang Juna di Jagakarsa buka dua kali sehari, yakni pagi pukul 07.00-11.00 WIB dan malam pukul 18.00-23.00. Pukul 08.00 dan 19.00 seringkali menjadi jam dengan pesanan yang paling banyak.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Terbaru