Siarandepok.com– SALATIGA, (29/11) Bahasa Arab mempunyai peranan yang begitu penting dalam perjalanan seorang muslim untuk memperdalam ilmu agama. Hal ini disebabkan literatur yang berkaitan dengan pengetahuan agama kebanyakan menggunakan bahasa Arab. Sementara, stigma yang berkembang di sebagian masyarakat muslim Indonesia berasumsi bahwa belajar bahasa Arab masih dianggap sulit dan rumit, padahal setiap bahasa memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan yang berbeda-beda tergantung pada karakteristik sistem bahasa itu sendiri, baik sistem fonologi, maupun sintaksis dan simantiknya. Dalam pengajaran bahasa salah satu segi yang sering disorot adalah segi metode. Sukses atau tidaknya pengajaran bahasa sering kali dinilai dari segi metode yang digunakan.
Sarana yang digunakan seorang muslim dalam pembelajaran bahasa Arab ada 13 macam pembahasan, diantaranya adalah Nahwu dan Shorof. Untuk memahami dan menguasai ilmu tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajarinya. Nahwu-Shorof adalah dua disiplin ilmu yang dapat digunakan sebagai ilmu alat untuk dapat membantu menterjemahkan dan memahami Al-Qur’an dan kitab kuning dengan baik dan benar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam Indonesia (WALI) yang terletak di Jalan Mertokusumo, Candirejo, Tuntang, Salatiga, Jawa Tengah yang dipimpin oleh KH Anis Maftukhin, Kyai Munib Sidiq, dan Kyai Al Muttaqin. Ponpes Wali merupakan salah satu pesantren yang mengembangkan pembelajaran Nahwu Shorof secara mudah dan menyenangkan yaitu dengan metode Tamyiz. Menurut pimpinan di Ponpes Wali, Kyai Ahmad Munib Sidiq mengatakan bahwa metode tamyiz sebagai pembaharu metode nahwu shorof.
“metode tamyiz sebagai pembaharuan dari metode-metode konvensional nahwu shorof sehingga dapat mempunyai waktu yg lebih banyak untuk memahami kitab-kitab kuning” ujar Kyai Munib kepada wartawan (28/11/2018).
Kyai Munib menambahkan bahwa dengan penggunaan metode tamyiz oleh santri dapat mengaktifan otak bagian kiri dan kanan sehingga santri memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam mempelajari bahasa arab.
“metode tamyiz adalah pengaktifan otak kiri dan kanan dimana santri santri menghafal tanpa harus melotot dan memperhatikan dengan seksama” kata Kyai Munib.
Metode Tamyiz di Ponpes Wali yang dinamakan “wali tamyiz” dapat mempercepat pembelajaran nahwu para santri dengan bahasa Indonesia yang dilagukan dengan lagu populer apapun yang disukai santri. Metode ini bisa diuji sahih dan ditiru oleh ponpes lainnya se-Indonesia.
Harapannya dengan penggunaan metode tamyiz pada pembelajaran bahasa arab di Ponpes Wali dapat menghasilkan penerjemah yang ahli dan pasca kelulusan dari Ponpes Wali dapat menerjemahkan satu buah kitab kuning dan dapat menulis buku berbahasa arab.
