SUMENEP – Keraton Sumenep gelar Royal Dinner Festival Budaya Keraton Nusantara dan Masyarakat Adat Asean. Ini merupakan bentuk penyambutan dan penghargaan terhadap peserta Festival Budaya Keraton Nusantara dan Masyarakat Adat Asean pada 28-30 Oktober 2018.
Festival ini dihadiri 58 keraton, 230 kerajaan dan lembaga adat serta 5 kerajaan dari negara ASEAN yaitu Malaysia, Singapura, Philipina dan Thailand, serta peninjau sebanyak 80 kerajaan lembaga adat sebagai peserta. Dalam festival ini, hadir pula Ketua Asosiasi Sales Travel Indonesia (Asati).
Dalam penyambutan, digelar seni budaya sejumlah kerajaan Nusantara diantaranya, tari Muang Sangkal Kabupaten Sumenep dan seni budaya kerajaan Bali, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Surakarta. Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat mengatakan, sudah 749 tahun usia Kabupaten Sumenep. Ini menandakan bahwa Kabupaten Sumenep merupakan salah satu daerah tertua di Nusantara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dalam perjalanannya raja-raja Sumenep memiliki sejarah dan peradaban yang sangat panjang termasuk juga melahirkan kerajaan yang ada di Pulau Jawa. Ini merupakan kehormatan bagi raja dan sultan di Nusantara bisa hadir di salah satu daerah tertua di Indonesia,” ujar Sultan.
Sementara itu Ketua Panitia, Dra. R. Ay. Yani WS menambahkan, peserta FKMA ke V diantaranya hampir semua keraton dan kesultanan se Nusantara bahkan juga dihadiri oleh kerajaan dari negara ASEAN.
“Tema yang diusung untuk tahun ini yaitu Keraton Adalah Akar dan Sumber Ilmu Budaya Bangsa Indonesia”. Jelas bunda Yani (Biasa disapa).
Kehadiran Manager Paytren Pariwisata ditengah meriahnya Royal Dinner, menjadi cerita lain. Jaringan bisnis Paytren yang merambah sekitar 40 negara dunia menjadikan upaya lain dalam menjual product pariwisata Nusantara ke Manca Negara.
“Bahkan kami yang punya komunitas akan bersinkronisasi antara Kesultanan Nusantara yang memiliki komoditi sebagai destinasi pariwisata yang bernuansa budaya dan peninggalan sejarah,” ungkap Bunda Yani.
Sementara, Asati M. Syukri Machmud mengatakan, Asati akan berusaha menjadi penyulam dan penjahit guna merangkai kembali nilai-nilai luhur peradaban bangsa Melayu yang terserak. Penyulaman itu melalui Kesultanan Nusantara.
“Diaminkan oleh beberapa Yang Mulia dari bebrapa kesultanan bahkan mendapat perhatian serius dari kerajaan Negara tetangga yang memang sejak awal sudah bercengkrama dengan chairman ASATI,” ungkap M.Syukri. (FKV)
