JAKARTA – Isu Indonesia kembali berhutang kepada IMF semakin membuat mahasiswa dan masyarakat gusar. Mengingat sejarah kelam di tahun 1998 perekonomian Indonesia yang terjerumus ke dalam krisis ekonomi hingga mematik kerusuhan di bidang politik dan keamanan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo menilai ekonomi Indonesia dikelola dengan sangat baik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para pembantunya. Karenanya, ia menyebut Indonesia tidak membutuhkan pinjaman IMF.
“Pengelolaan ekonomi Indonesia dilakukan dengan optimal melalui koordinasi antara pemerintah, BI, dan pihak-pihak terkait,”kata Eddy ditemui di Kadin Indonesia, Jum’at (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Eddy menjelaskan, tujuan Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali bukan untuk menarik utang baru kepada dua lembaga internasional tersebut.
“IMF hanya memberikan pinjaman bagi negara yang mengalami krisis pada neraca pembayarannya dan Indonesia saat ini dalam kondisi yang baik,”jelasnya.
Eddy mengatakan, kecemasan timbul Sejak peran IMF berubah dari SUPERVISI sistem moneter kini menjadi EXECUTOR utama dalam mentransformasi ekonomi global, IMF menjadi semakin liberal atau neolib. Sistem moneter dunia saat ini makin tidak stabil, krisis finansial makin sering terjadi terutama di negara sedang berkembang.
Untuk itu Eddy mempertanyakan dalam Annual Meeting di Bali ini, Beranikah negara kita mengusulkan reformasi terhadap institusi IMF dan World Bank untuk kembali ke misi awalnyanya sebagai penjaga stabilitas moneter dunia. (FKV)