Bisakah Hewan Memprediksi Datangnya Bencana Alam?

- Reporter

Minggu, 30 Januari 2022 - 10:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SiaranDepok.com – Apakah Hewan Dapat Memprediksi Datangnya Bencana Alam?
Mungkin kamu pernah berpikir, ketika hewan peliharaan seperti anjing atau kucingmu pulang tepat sebelum beberapa jam turun hujan.Atau mungkin kamu pernah mendapati perubahan perilaku hewan lainnya ketika bencana akan terjadi disekelilingmu.

Apakah hewan dapat memprediksi datangnya bencana alam?Badan Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan, tidak ada hubungan antara perilaku hewan dan bencana alam.

Meskipun para ilmuwan tidak setuju apakah perilaku hewan dapat digunakan untuk memprediksi gempa bumi dan bencana alam,mereka semua sepakat bahwa mungkin bagi hewan untuk merasakan perubahan dalam lingkungan sebelum manusia.

Baca Juga :Gloria Emanuelle Widjaja Siap Unjuk Gigi Bersama Dejan – Siaran Depok

Apa yang mereka pikirkan adalah bahwa hewan menggunakan indera mereka lebih besar daripada manusia.Dengan begitu, mereka bereaksi terhadap sinyal lingkungan yang bahkan tanpa kita sadari.Salah satu negara paling rawan gempa di dunia adalah Jepang,di mana kehancuran telah merenggut banyak nyawa sehingga menyebabkan kerusakan besar seperti properti.

Para peneliti di Jepang telah lama mempelajari hewan dengan harapan menemukan apa yang mereka dengaratau rasakan sebelum Bumi berguncang untuk menggunakan indra itu sebagai alat prediksi.Kemungkinan besar, hewan dapat mendengar suara yang tidak dapat kita dengar, terutama gelombang infrasonik,getaran bernada rendah yang dibuat oleh gempa bumi, badai, gunung berapi, longsoran salju, dan suara dalam lautan.Jadi dengan spektrum pendengaran hewan yang lebih besar, masuk akal bahwa hewan akan menganggap ini sebagai sesuatu yang mengganggu.

Dikutip melalui mentalfloss.com. Gajah, badak, kuda nil, paus, kucing, anjing, dan banyak burung bergantung pada suara infrasonik untuk komunikasi dan navigasiKetika gajah-gajah Sri Lanka mendeteksi gemuruh frekuensi rendah yang datang dari Samudra Hindia,bukan karena mereka merasakan tsunami akan datang, tetapi mereka hanya secara naluriah menjauh dari sumber suara,dan ini merupakan keputusan yang tepatStudi lain yang mendukung teori pendengaran infrasonik ini terjadi ketika Stanley Coren pada tahun 2001sedang mempelajari apakah anjing menderita gangguan afektif musiman.

Suatu hari banyak dari 193 anjing pengujinya tiba-tiba menjadi gelisahCoren tidak tahu apa yang sedang terjadi sampai dia memperhatikan,bahwa sehari kemudian sebuah gempa bumi melanda di dekatnya di kawasan Amerika Utara,dengan kekuatan 6,8 skala richterSebuah penelitian oleh Gabriele Berberich dari University Duisburg-Essen di Jerman,mendokumentasikan semut kayu merah dan kecenderungan mereka untuk membangun sarang di sepanjang garis patahan aktifStudi tiga tahun ini menunjukkan bahwa semut pada jam-jam menjelang gempa, akan melakukan rutinitas harian merekatetapi akan tetap terjaga dan berada di luar gundukan mereka di malam harimeskipun membuat mereka rentan terhadap predatorSehari setelah gempa, semut akan kembali ke perilaku normal mereka.

Hewan-hewan yang telah disebutkan tadi, semuanya menunjukkan stresatau keinginan untuk melarikan diri sebelum bencana alam terjadi.

Neil Hammerschlag dari The R.J. Dunlap Marine Conservation Program, milik Universitas Miami menyebutkan,hiu mengubah perilaku mereka ketika badai menyebabkan tekanan turunkemudian berenang ke perairan yang lebih dalam di mana mereka merasa dilindungiSekarang setelah kamu mendengar berbagai teori, apakah kamu berpikir harus membuat keputusan keselamatan berdasarkan perilaku hewan?Cina melakukannya pada tahun 1975, ketika mereka mengevakuasi sebuah kota,sebelum gempa bumi terjadi, setelah hewan-hewannya menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang tinggi.Diperkirakan mereka menyelamatkan ribuan nyawa.

 

(sumber : Youtube)

Berita Terkait

Halaqoh Alumni Pesantren Salafiyah Kauman Pemalang Gagas Kurikulum Hijau; Ekoteologi dan Fiqh Al-Bi’ah Jadi Kerangka Baru Pendidikan Pesantren
Semakin Semerawut, Generasi SS Minta Pemkot Depok Kolaborasi Dengan KAI dan DJKA Untuk Penertiban Depok Baru
Kemendukbangga Dorong RPJMD Akomodasi Peta Jalan Pembangunan Kependudukan
Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Depok Membuka Program Pendidikan Jenjang SD – SMP – SMA Tahun Ajaran 2025-2026
Primago Consulting Gelar Pelatihan Strategi Promosi Sekolah Bagi Pimpinan Lembaga, Direktur Pendidikan, Kepala Sekolah, Panitia PPDB dan Guru
Songsong Transformasi Umrah 1447 H, Ini Harapan CEO KIAS Travel, Muhammad Khairi: Inovasi Saudi, Kesempatan Kita
Suasana Gotong Royong Pemotongan Hewan Qurban Di Mushola Al-MUK’MIIN RT.003 RW.04 Sukatani,Tapos -Depok
Dirgantara AIA Group Menjadi Rumah Pergerakan Anak Muda yang Hobi Traveling di Kota Depok

Berita Terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 18:33 WIB

Halaqoh Alumni Pesantren Salafiyah Kauman Pemalang Gagas Kurikulum Hijau; Ekoteologi dan Fiqh Al-Bi’ah Jadi Kerangka Baru Pendidikan Pesantren

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:50 WIB

Semakin Semerawut, Generasi SS Minta Pemkot Depok Kolaborasi Dengan KAI dan DJKA Untuk Penertiban Depok Baru

Kamis, 12 Juni 2025 - 14:30 WIB

Kemendukbangga Dorong RPJMD Akomodasi Peta Jalan Pembangunan Kependudukan

Rabu, 11 Juni 2025 - 14:07 WIB

Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Depok Membuka Program Pendidikan Jenjang SD – SMP – SMA Tahun Ajaran 2025-2026

Selasa, 10 Juni 2025 - 19:17 WIB

Songsong Transformasi Umrah 1447 H, Ini Harapan CEO KIAS Travel, Muhammad Khairi: Inovasi Saudi, Kesempatan Kita

Minggu, 8 Juni 2025 - 18:59 WIB

Suasana Gotong Royong Pemotongan Hewan Qurban Di Mushola Al-MUK’MIIN RT.003 RW.04 Sukatani,Tapos -Depok

Minggu, 8 Juni 2025 - 18:51 WIB

Dirgantara AIA Group Menjadi Rumah Pergerakan Anak Muda yang Hobi Traveling di Kota Depok

Sabtu, 7 Juni 2025 - 22:36 WIB

CV Dirgantara Sejahtera Bersama Depok Tebar 3 Kambing Hewan Qurban di 3 Titik di Hari Raya Idul Adha 1446H/2025

Berita Terbaru

Buku

As-Siraj, Kitab Langka dari Kebumen

Sabtu, 14 Jun 2025 - 18:33 WIB