Catatan Ringan – Khairulloh Ahyari –
Kepada cermin jiwa yang bening, terima kasih.
Ya, karena sudah memberi tahu kepada saya dengan jujur tanpa tedeng aling2. Bahwa, dosa saya sudah penuh. Ibarat orang isi bensin, sudah full tank. Terisi penuh. Dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dari dosa besar sampai dosa kecil. Menumpuk-numpuk menghitam. Legam. Mengkristal melahirkan sifat2 busuk baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kalau bukan karena Tuhan menyembunyikan aib-aib saya, sudah habis saya. Hina dina. Tak ada yang mau berpaling kepada saya. Karena banyaknya keburukan yang sebenarnya pada diri saya. Bayangkan. Hampir semua anggota badan saya didominasi dengan perbuatan dosa.
Mulut saya yang hanya satu. Beribu kata keluar setiap hari. Didominasi gibah. Disertai namimah. Kadang menghina. Menyampaikan berita dusta. Membicarakan aib saudara. Merendahkan orang lain. Tak jarang juga sumpah serapah.
Mata saya, sama saja. Berjam-jam membaca WA. Puluhan grup. Medsos juga. Ada yang bermanfaat. Tak berbilang yang sia-sia. Kadang karena lucu atau sebab lainnya. Terbahak sendiri. Haha hihi sendiri. Yang dibaca. Yang dilihat. Yang ditonton. Tak jarang malah lebih dekat kepada maksiat.
Demikian juga telinga saya. Kaki saya. Tangan saya. Akal dan pikiran saya. Seluruh anggota tubuh. Semua kompak. Hobi maksiat. Sementara, kalo diajak ibadah cepat lelah. Sedikit saja sudah merasa banyak. Ditambah lagi, mudah sekali dirasuki perasaan riya dan sum’ah. Parah.
Maka, dengan rasa malu yang sangat kepada Tuhan, saya meminta di akhir tahun ini. Dengan sungguh-sungguh. Jika usia saya sampai tahun depan dan seterusnya. Berikan saya kemampuan mengurangi maksiat. Berikan saya kemampuan lebih banyak beramal saleh dan ibadah. Berikan saya kemampuan memberikan banyak manfaat. Berikan saya kemampuan bertaubat.
Kepada keluarga, kerabat, dan sahabat. Dengan rendah diri saya memohon dan meminta. Maafkan saya. Maafkan saya. Maafkan saya. Semoga ke depan, kita semua lebih baik.
(Jumat sore, 31 Desember 2021)