Oleh : Khairulloh Ahyari
Apakah anda sedang memendam rindu ? Anda patut berbahagia. Karena, berarti ada yang sedang dicinta. Siapa yang anda cinta. Lawan jenis. Isteri. Suami. Keluarga. Atau ?
Siapapun yang sedang anda cinta. Semoga sesuai dengan fitrah.
Bukankah, cinta adalah fitrah manusia. Adakah cinta di luar fitrah ? Tanyakan pada diri anda saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kembali kepada rindu. Ya, rindu. Dia, salah satu saja dari tanda cinta. Tidak tunggal dan bukan satu-satunya. Tapi begitu dominan. Dia menguras waktu. Rindu bisa membuat orang tersenyum sepanjang waktu. Bisa juga menangis meratap. Merusak badan. Menyiksa jiwa. Karena rindu, hidup bisa tak menentu.
Bukankah rindu kepada Laila, yang merenggut kesadaran seorang Majnun ?
Jujur. Saya sedang di dera rindu. Rindu Baitullah. Rindu kepada lantainya yang dingin dan harum. Rindu kepada gemuruh tahlil, tahmid, tasbih, dan talbiah. Sepanjang waktu. Rindu kepada miqat. Rindu kepada thawaf, sai; safa marwa, dan tahalul.
Tetapi. Saya bertanya-tanya. Apakah hanya itu yang saya rindu. Bukankah semua adalah benda. Simbol dan napak tilas. Ritual. Jawabnya bisa ya. Bisa juga tidak. Karena jutaan manusia yag hadir setiap detiknya. Ke baitullah. Mereka datang karena rindu.
Seperti etos rindu yang diajarkan Ibrahim alaihissalam dan Muhammad al Mustafa, kepada Allah Yang Maha Rahman. Rindu yang melahirkan cinta dan pengorbanan. Tapi juga keindahan yang abadi sepanjang masa.
Bukankah Ibrahim, yang dengan kesadaran, melepas seluruh yang dimiliki untuk hanya diserahkan kepada-Nya. Bahkan rela mengorbankan anak terkasihnya Ismail alaihissalam.
Bukankah akhlak agung Baginda Muhammad, Sang Nabi, yang meluluhkan kesombongan Umar yang kasar. Untuk kemudian bersimpuh dan menjadi pembela jalan yang hanif.
Maka, ada rindu yang saya tunggu. Ya. Saya rindu. Untuk bersujud kepada-Nya di Baitullah.
Kepada Maha Kasih yang berkata;
Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat sendiri, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari.
Maha Rahman, yang berkata dalam kalam suci-Nya ;
‘Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, ‘sesungguhnya Aku adalah dekat’.
Apakah anda sedang didera rindu ?
Ajari saya. Ajak saya. Agar bisa rindu kepada-Nya. Kepada Dia, yang merahmati saya. Di setiap tempat, di sepanjang waktu.
Depok, 02 Maret 2023