oleh

Berikut Sederet Mitos dan Fakta Tentang Olahan Daging Kambing

Siarandepok.com– Pada momen Idul Adha, olahan daging kambing tentu menjadi salah satu santapan yang akan tersaji di rumah. Biasanya, daging tersebut akan disajikan menjadi sate, sop atau gulai.

Meskipun menjadi salah satu makanan favorit, ternyata banyak pula yang takut untuk menyantapnya. Lantaran terdapat sejumlah mitos yang beredar tentang daging kambing.

Berikut ulasannya:

1. Daging Kambing Penyebab Darah Tinggi

Sebuah penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2014 tentang hipertensi menyebutkan, bahwa daging kambing bukanlah faktor pemicu tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Sebab, hipertensi dipicu dari berbagai faktor. Seperti peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi dari pembuluh darah tepi, peningkatan volume aliran darah, hingga gangguan keseimbangan cairan tubuh seperti Natrium (Na).

Sedangkan kandungan Na pada daging kambing lebih rendah dibanding daging domba dan daging sapi. Dengan begitu daging kambing masih aman dikonsumsi dan tidak memicu naiknya tekanan darah.

Ichwan Syahroni, chef asal Palembang yang pernah bekerja di Kerajaan Arab pernah bercerita bila penduduk di sana sangat suka menyantap daging kambing serta unta, yang berlemak tinggi.

Namun jarang ada dari mereka yang mengidap darah tinggi. Kata Syahroni, orang Arab memiliki kebiasaan meminum salatah setelah menyantap makanan berlemak tinggi. “Salatah itu campuran lemon sama minyak zaitun. Dengan minum itu, darah bisa dinetralisir,” katanya.

2. Bikin Kolesterol Naik

Sesungguhnya, daging kambing tidak hanya rendah Natrium, tapi juga minim lemak jenuh.

Dalam daging kambing, kandungan lemak jenuh masih relatif rendah ketimbang daging domba dan sapi. Lemak jenuh ini berkontribusi dalam menghadapi risiko penyakit kardiovaskular.

Daging kambing juga mengandung lemak tidak jenuh yang relatif tinggi. Ini membantu menyeimbangkan kadar kolesterol darah dan membantu menyeimbangkan detak jantung.

Sementara resiko darah tinggi yang dimaksud berasal dari lemak daging kambing. Lemak ini sulit dicerna oleh usus dan dapat terus menumpuk jika dikonsumsi secara berlebihan.

Selain itu, ada pula peran kandungan glukosa yang tinggi dari karbohidrat, seperti nasi maupun lontong yang disantap mendampingi daging kambing. Glukosa berlebihan ini akan sulit dicerna bersamaan dengan lemak, sehingga memicu naiknya tekanan darah.

3. Torpedo dan Daging Kambing Meningkatkan Libido

Dokter Ari Fahrial Syam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, tidak sepenuhnya benar jika testis kambing maupun daging kambing setengah matang dapat meningkatkan hasrat seksual.

“Badan Anda memang terasa hangat setelah menyantap daging kambing. Dan itu berasal dari lemak daging yang ikut tercerna saat dimakan. Namun peningkatan gairah seksual disebabkan berbagai faktor, tidak hanya makanan,” jelasnya.

Cara Bikin Olahan Daging Kambing yang Sehat

Seperti daging merah lainnya, daging kambing sebetulnya mengandung protein hewani yang berfungsi sebagai zat pembangun sel-sel yang rusak dalam tubuh.

Agar tetap dapat menikmati olahan daging kambing dan memperoleh manfaatnya kalian harus menggunakan cara makan yang tepat. Yaitu sebagai berikut:

a. Sebaiknya menyantap daging kambing dalam porsi wajar. Sebab makan dalam porsi berlebih hanya akan menimbun lemak pada tubuh.

b. Cermat dalam memilih bagian daging yang dimakan. Tentunya daging kambing tanpa lemak lebih sehat untuk Anda konsumsi. Tidak ada salahnya juga menghindari organ dalam kambing seperti usus, paru, atau babat sebagai santapan.

c. Padu padankan daging kambing dengan sayur. Bila Anda memasak daging kambing menjadi sup yang dilengkapi sayur, tentunya lebih sehat dibanding olahan daging kambing dengan santan dan minyak serta digoreng

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Terbaru