siarandepok.com – Harapan baru bagi dunia untuk mengatasi pandemi corona adalah dengan vaksin COVID-19. Namun, kenyataannya vaksin ini tidak dapat langsung menyelesaikan masalah. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, kini tengah menggencarkan vaksinasi COVID-19, yang mana keadaan darurat pandemi membuat sebagian negara berlomba-lomba dalam mendapatkan vaksin.
Situasi ‘berebut’ vaksin seperti ini menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dapat mengancam program COVAX untuk memastikan negara-negara miskin dan berpenghasilan rendah mendapatkan vaksin COVID-19 secara adil. Dikarenakan tidak sedikit negara kaya yang secara agresif membuat kesepakatan langsung dengan perusahaan farmasi demi mendapatkan vaksin COVID-19.
Dikutip dari Reuters, Penasihat senior WHO, Bruce Award mengatakan, “Sekarang, tanpa ragu beberapa negara masih mengejar kesepakatan yang akan membahayakan pasokan COVAX.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Supaya proses vaksinasi di seluruh dunia dapat berjalan beriringan, WHO pun telah meminta kepada para negara kaya untuk membagi vaksin COVID-19 secara adil. Namun, rencana COVAX untuk membagikan sebanyak 1,3 juta miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara miskin dan berkembang di tahun ini masih sangat lambat pendistribusiannya.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dunia tidak akan pulih dari COVID-19 dalam waktu dekat tanpa adanya ketersediaan vaksin yang mencukupi apabila hal ini masih terus berlanjut.
“Kami tidak bisa mengalahkan COVID tanpa ekuitas vaksin dan dunia tidak akan pulih dalam waktu cepat tanpa ekuitas vaksin, ini jelas,” ungkap Tedros.
“Kami telah membuat kemajuan besar. Tapi kemajuan ini rapuh. Kami perlu mempercepat pasokan dan distribusi vaksin COVID-19. Namun, kami tidak dapat melakukannya jika beberapa negara terus mendekati produsen yang memproduksi vaksin yang diandalkan COVAX,” tutupnya.
Penulis: IMA
Editor: SF