Siaran Depok- Biasanya bawang bombay banyak digunakan ibu-ibu di dapur untuk memasak. Sepertinya ibu-ibu harus berganti haluan, dikarenakan Senin, 16 Maret bawang bulat dan besar tersebut mengalami kenaikan yang luar biasa. Di Pasar Cisalak, Cimanggis misalnya, harga bawang bombay sudah menyentuh angka Rp150 ribu per kilogram (Kg)-nya.
“Ini malah sudah agak turun, kemarin bahkan sempat mencapai Rp170 ribu perkg-nya,” kata Dadang, seorang penjual cabai dan bawang di Pasar Cisalak, Senin (16/03).
Dia mengatakan, sejak seminggu belakangan harga bawang sudah mengalami kenaikan. “Sudah naik dari seminggu yang lalu. Tadinya harganya cuma Rp20 ribu per Kg, sekarang naik drastis,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, kondisi lebih parah terjadi di Pasar Tugu, Cimanggis, yaitu tidak ada yang berjualan bawang Bombay, dikarenakan takut tidak laku. “Saya udah gak jual, takut gak laku,” ujar Siti, pedagang cabai dan bawang di Pasar Tugu.
Dia menuturkan, pedagang yang lain pun tidak mau menjual bawang tersebut saking tingginya harga per Kg-nya. “Kalau kita jual bisa sampai Rp200 ribu per kg, kan sulit jualnya. Mending gak usah,”ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dia terima, Siti mengatakan, kenaikan bawang tersebut akibat distopnya impor bawang dari China akibat wabah Korona. “Denger–denger sih karena Korona, jadi impor bawang bombay dari China distop,” tuturnya.
Menanggapi isu tersebut, Imron yang merupakan Staf Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok, menjelaskan, kelangkaan bawang bombay di Depok dikarenakan faktor hasil panen di petani yang kurang maksimal, serta tingginya permintaan dari masyarakat. “Mungkin karena faktor panen yang gak maksimal aja sama permintaan banyak,” ujarnya.
Ketika disinggung mengenai kaitan dengan penutupan impor bawang bombay dari China karena Korona, Imron tidak menampik hal tersebut. “Mungkin ada kaitannya juga dengan Korona,” tutupnya.
Imron mengaku, tidak melakukan upaya apapun untuk menstabilkan harga bawang bombay, karena bawang bombay bukanlah komoditi yang masuk dalam pantauan dan pengawasan mereka. “Bawang bombay bukan komoditi pokok, jadi kami tidak melakukan pemantauan,” pungkasnya.