Siaramdepok.com – NASA meluncurkan satelit TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) pada tahun lalu untuk mencari eksoplanet yang memiliki kehidupan. Satelit itu akan mengamati 400 ribu bintang dan menentukan target pengamatan dari TESS Habitable Zone Star Catalog.
Katalog itu terdiri dari 1.822 bintang yang masuk ke dalam jangkauan pengamatan TESS dan memiliki planet sebesar Bumi serta mendapatkan radiasi dengan tingkat yang sama seperti Bumi dapatkan dari matahari.
Dalam satu kali transit, TESS bisa mengamati 408 bintang dengan planet seukuran Bumi dan mendapatkan tingkat radiasi yang sama, lapor Digital Trends.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kehidupan bisa muncul di berbagai jenis dunia, tapi planet yang kita tahu memiliki kehidupan adalah planet kita sendiri, karena itu, masuk akal bagi kami untuk mencari planet serupa Bumi,” kata peneliti utama Lisa Kaltenegger, dosen astronomi di College of Arts dan Sciences serta Direktur dari Cornell Carl Sagan Institute.
“Katalog ini penting bagi TESS karena siapapun yang menggunakan data ini ingin tahu dimana kita bisa menemukan planet serupa Bumi.”
TESS telah menemukan exoplanet dengan kriteria tersebut. Minggu lalu, para ahli astronomi menganalisis data dari TESS. Mereka mengumumkan bahwa mereka telah menemukan planet dengan ukuran yang sama dengan Saturnus.
Penemuan pertama TESS adalah planet TOI 197.01 yang diberi julukan “Saturnus panas”. Planet tersebut mendapatkan julukan tersebut karena ia memiliki ukuran serupa Saturnus tapi berada sangat dekat dengan bintangnya, sehingga ia memiliki temperatur yang sangat tinggi.
Begitu dekatnya jarak planet ini dengan bintangnya sehingga ia bisa memutari bintang itu dalam waktu 14 hari.
“Ini adalah data pertama dari TESS yang cukup memadai,” kata Steve Kawaler, profesor fisika dan astronomi di Iowa State University. Para peneliti telah membuat rencana tentang objek langit apalagi yang akan mereka cari dengan TESS.
“Satu hal yang menarik tentang TESS adalah ia adalah dalam beberapa waktu, ia adalah satu-satunya satelit yang ada dan data yang diberikan sangat berkualitas sehingga kami berencana untuk mencoba melakukan penelitian yang tak pernah terpikir sebelumnya,” ujar Kawaler.
