Siarandepok.com – Sejumlah peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada tanggal 20 Maret. Ada kisah Henry V yang menjadi Raja Inggris hingga mantan presiden Argentina, Isabel Peron, dipenjara selama delapan tahun.
Berikut rangkuman sejumlah peristiwa penting dan penuh sejarah yang terjadi pada 20 Maret :
1413 – Henry V Menjadi Raja Inggris
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Henry V adalah Raja Inggris yang menjabat pada 1413 hingga 1422. Ia lahir di Monmouth, Wales, putra dari Henry Bolingbroke yang kemudian menjadi Henry IV dan Mary de Bohun yang meninggal dunia sebelum Bolingbroke menjadi raja.
Selama pemerintahan, Henry meningkatkan pengaruhnya sebagai Raja Inggris dan mengambil gelar sebagai Raja Prancis setelah berperang selama berabad-abad dengan negara tersebut. Ia mampu mengalahkan Prancis dalam pertempuran Agincourt yang terkenal pada 1415.
1602 – VOC Didirikan
Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan pada 20 Maret 1602. VOC merupakan persekutuan dagang asal negeri kincir angin Belanda yang memiliki monopoli aktivitas perdagangan di Asia.
Penyebutan Hindia Timur kepada VOC karena ada Geoctroyeerde Westindische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Mereka dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia, sekaligus perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.
1815 – Napoleon Masuk ke Paris Setelah Lari dari Elba
Napoleon Bonaparte adalah seorang pemimpin militer dan politik Prancis yang menjadi terkenal saat Perang Revolusioner. Sebagai Napoleon I, dia adalah Kaisar Prancis yang menjabat pada 1804 sampai 1814, dan kembali pada 1815.
Napoleon berasal dari sebuah keluarga bangsawan lokal dengan nama Napoleone di Buonaparte (dalam bahasa Korsika Nabolione atau Nabulione).
Napoleon pernah dibuang ke Elba, sebuah pulau di Toscana, Italia. Napoleon kemudian melarikan diri dari Elba menuju Kota Paris, Prancis, dan memulai kekuasaannya selama 100 hari.
1951 – Pasukan Indonesia Serang NII
Negara Islam Indonesia (NII) atau yang dikenal Darul Islam (DI) yang berarti rumah Islam adalah kelompok Islam di Indonesia yang bertujuan pembentukan NII. Ini dimulai pada 7 Agustus 1949 oleh sekelompok milisi Muslim, dikoordinasikan oleh seorang politikus Muslim bernama Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisamoang, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kelompok ini mengakui syariat Islam sebagai sumber hukum yang valid. Gerakan ini telah menghasilkan pecahan maupun cabang yang terbentang dari Jamaah Islamiyah ke kelompok agama non-kekerasan. Pada 1951, pasukan Indonesia pun menyerang Darul Islam di Jawa Barat.
1956 – Tunisia Mendapat Kemerdekaan dari Prancis
Pendudukan Prancis di Tunisia dimulai pada musim semi 1881 dan berakhir dengan kemerdekaan Tunisia pada 1956. Kala itu Jules Aime Breart memasuki Tunisia antara 3 Mei dan 6 Mei 1881. Sesuai perjanjian Bardo, ia menetapkan sebuah protektorat di Tunisia atas izin Pemerintah Prancis.
Tanggal 11 Mei, Jenderal Breart, Konsul Jenderal Theodore Roustam, dan Jenderal Pierre Leon Mauraud beserta pasukan bersenjata menghadap Bey Tunis, menetap di Ksar Said, sesuai Perjanjian Bardo. Secara mendadak, Sadik Bey meminta beberapa jam refleksi dan langsung mengumpulkan kabinetnya.
Beberapa anggota memaksa Bey kabur ke Kairouan untuk melakukan pemberontakan. Tetapi, ia akhirnya memutuskan menerima protektorat. Perjanjian Bardo ditandatangani kedua pihak di bawah ancaman tentara Prancis.
1969 – Mantan Presiden Argentina Isabel Peron Dipenjara
Maria Estela Martinez Cartas de Peron atau yang lebih dikenal sebagai Isabel Martinez de Peron atau Isabel Peron adalah mantan presiden Argentina. Dia juga istri ketiga dari mantan presiden Juan Peron.
Selama masa jabatan ketiga suaminya sebagai presiden, Isabel menjabat sebagai wakil presiden dan setelah sang suami wafat saat menjabat, Isabel menjabat sebagai presiden pada 1 Juli 1947 sampai 24 Maret 1976. Dia adalah perempuan kepala negara pertama dan kepala pemerintahan di belahan bumi barat.
Pada 20 Maret 2007, seorang hakim Argentina memerintahkan penangkapan Isabel Peron atas penghilangan secara paksa seorang aktivis pada Februari 1976 dengan alasan bahwa menghilangnya diberi wewenang dengan menandatangani keputusan yang memungkinkan angkatan bersenjata Argentina untuk mengambil tindakan terhadap “subversif”. Dia ditangkap di dekat rumahnya di Spanyol pada 12 Januari 2007.