Siarandepok.com – Pada hari Minggu (10/3) kemarin, Kota Bekasi berusia 22 tahun. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, menegaskan, di usia ke-22 tahun, Kota Bekasi akan terus konsen pada kesejahteraan pendidikan dan kesehatan untuk masyarakatnya.
Pepen sapaan akrabnya, menjelaskan, Kota Bekasi dalam perjalanannya terus berkembang menjadi kota yang sangat mandiri.
Dia mengklaim, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam bentuk fiskal walaupun baru 22 tahun mengalahkan Kota Bandung, Ibu Kota Provinsi Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita bersyukur dan berbangga, di hari jadi 22 tahun ini, meski di 2018 pada saat kita melaksanakan Pilkada, Alhamdulillah PAD kita dalam kapasitas fiskal di Jawa Barat, 27 kabupaten/kota walaupun baru berumur 22 tahun mengalahkan kota Bandung,” kata Rahmat, Minggu, (10/3).
Dia menambahkan, pembangunan infrastruktur di Bekasi sejauh ini terus bergerak maju, fasilitas kota yang terus diperbaiki menjadi bukti pembangunan yang merata. Misalnya, pembangunan fasilitas mall pelayanan publik yang saat ini telah hadir di tiga titik, pertama, Pasar Proyek Bekasi Junction, Atrium Pondok Gede, dan Plaza Cibubur.
Selain itu, pembangunan jalan dan jembatan juga sampai saat ini terus dilakukan untuk kemudahan akses warga kota Bekasi. Ditambah, operasi trasnportasi publik yang ramah dan nyaman Trans Patriot juga sudah berjalan.
Kedepan, konsen Kota Bekasi kata Pepen yakni dua elemen utama kesejahteraan pendidikan dan kesehatan. Keharian program berbentuk Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK) Bekasi adalah bukti pemerintah menghadirkan layanan kesejahteraan kesehatan bagi warganya.
Kedua, kedepan program pendidikan gratis 12 tahun juga tengah diupayakan, Pemkot Bekasi ingin, biaya pendidikan SMA/SMK Negeri di Kota Bekasi digratiskan.
“Kita akan tetap fokus pada pendidikan dan kesehatan karena itu bagian dari amanah pembukaan undang-undang dasar, bahwa negara wajib mensejahterakan rakyatnya,” kata Pepen.
“Kata sejahtera itu definisinya tidak lebih daripada pendidikan dan kesrhatan, kesehatan bagus, pendidikannya tidak bagus, tidak punya peradaban. Kesehatannya tidak bagus, pendidikannya bagus, itu juga gak sinkron,” tegasnya.
Penulis : Inggiet Yoes
Editor : Muthia Dewi Safira