Siarandepok .com – Walikota Depok, Mohammad Idris, blak-blakan terkait harmonisasi dengan Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna. Hal itu disampaikan Idris saat menjawab pertanyaan wartawan terkait hubungan ia dan Pradi selama menjabat walikota-wakil walikota yang memasuki tiga tahun pemerintahannya.
“Mungkin teman-teman melihat saya jarang tampil bersama Pak Pradi, harmonis kan enggak harus bersama-sama. Saya kalau kondangan juga terpisah dari istri saya, istri saya ke timur saya ke barat, saya sangat harmonis dengan istri saya, permasalahannya saya harus berbagi tugas,” ujar Idris dalam acara konferensi pers tiga tahun pemerintahan Idris-Pradi, Kamis (28/2).
Ia menambahkan, pihaknya selalu berbagi tugas dengan wakilnya. Termasuk setiap kali kegiatan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bahkan Allah menjelaskan, jangan sampai kita terlena. Terkadang kita sama-sama tapi hati kita berantakan, itu seperti orang Yahudi. Orang Yahudi itu seakan-akan sama-sama terus, namun kata Allah, hati mereka itu bercerai berai. Kalaupun kita jauh tapi dekat di hati kan, tergantung hati kita. Sekarang tanya Pak Pradi, masih cinta saya atau enggak, kalau saya ditanya ya masih cinta lah (cinta karena Allah),” paparnya.
Jika ditanya masih harmonis, kata dia, Idris meyakini hatinya masih harmonis dengan Pradi.
“Nanti tanya Pak Pradi, masih harmonis enggak sama Pak Idris, lihat hatinya,” katanya.
Ketika ditanya akankah berlanjut hingga dua periode, ini jawaban Idris.
“Satu atau dua periode itu urusan politik. Saya buka saja, saya saat itu ketika pendaftaran pencalonan akan ditutup, subuh nya saya masih bicara dengan tokoh PAN, figur saat itu yang dicalonkan oleh PAN adalah Bang Hasbullah. Jam 06.00-07.30 WIB saya bicara dengan tokoh PAN untuk mematangkan pencalonan, namun jam 09.00 WIB saya ditelepon bahwa Pak Prabowo dan Ustad Hilmi (PKS) telah sepakat untuk berkoalisi,” terangnya.
Ia sempat menanyakan siapa calon yang diusung Gerindra saat itu di antaranya Nuroji, Yeti Wulandari dan Pradi Supriatna.
“Itu sudah keputusan DPP PKS dan DPP Gerindra, mau apa kalau sudah seperti itu? Di satu sisi ini suatu peluang untuk bisa memimpin, di sisi lain saya merasa enggak enak dengan PAN. Bang Hasbullah saat itu juga merasa dibohongi lagi, tapi itulah politik,” katanya.
Dari itu ia mengatakan, secara pribadi berkeinginan persaudaraan dan persahabatan terus berlanjut (dengan Pradi).
“Ingin saya masih berlanjutlah agar tidak macam-macam, perceraian itu kan sesuatu yang sangat menyakitkan. Jadi saya ingin tetap berlanjut dan jangan sampai pecah kongsi. Meskipun, ada sedikit kasus-kasus itu biasa, di dalam rumah tangga juga seperti itu. Kadang gara-gara piring pecah pun bisa jadi ribut, itu biasa. Bagaimana kita dapat memanage hal semacam itu dengan bijak,” pungkasnya.
Penulis: Adista
Editor: Muhammad Rafi Hanif