Siarandepoo.com – Ancaman kepunahan Bunga Rafflesia dianggap peneliti merupakan hal yang sangat nyata. Hal tersebut disebabkan oleh aktifitas manusia dan masih minimnya pengetahuan tentang kehidupan Rafflesia.
Peneliti Rafflesia, Sofi Mursidawati menjelaskan adanya peran manusia dalam memusnahkan bunga temuan Thomas Stamford.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Agak riskan kalau pemakaian Rafflesia jadi obat-obatan dilegalkan. Kami harus cari manfaat yang ada pada Rafflesia tapi memang butuhkan waktu dan tenaga,” kata Sofi di kantor Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor, Senin (25/2).
Di antara lain adalah semakin minimnya habitat Rafflesia akibat eksploitasi manusia. Serta penggunaan Rafflesia sebagai bahan obat-obatan, meski belum teruji secara ilmiah.
Terlebih menurutnya hingga kini peneliti Rafflesia di Indonesia jumlahnya masih sedikit dan menjadi tantangan besar bagi pelaku konservasi.
Padahal semua jenis bunga Rafflesia merupakan jenis flora yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi.
Sofi mengatakan sejak 2010, di Kebun Raya Bogor pihaknya sudah memekarkan 13 bunga Rafflesia secara eksitu atau menumbuhkan di luar habitat aslinya.
Kendati demikian, hingga saat ini pihaknya belum pernah bisa mengawinkan Rafflesia jantan dan betina. Pasalnya jantan dan betina sangat jarang bisa mekar bersamaan. Padahal waktu mekar hanya dalam kisaran lima sampai tujuh hari.
“Jadi satu-satu tumbuhnya, belum buat Rafflesia berbuah dalam kondisi eksitu jadi masih di luar habitat. Keberhasilan itu belum 100 persen setiap berbunga dia kesepian,” ujar Sofi.
Penulis: Adista
Editor: Muhammad Rafi Hanif
