Masuki Norma Baru, Kontribusi Industri RI di Atas Rata-Rata Tingkat Dunia

- Reporter

Minggu, 30 Desember 2018 - 07:43

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, saat ini terjadi norma baru dalam kontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB). Di tingkat dunia, sudah tidak ada lagi sumbangan sektor manufaktur kepada ekonomi negara yang mencapai 30 persen.

“Jadi, ini ada realitas baru, kita tidak bisa menyamakan konteks sekarang pada paradigma ekonomi yang lalu,” kata Menperin sesuai keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu (30/12). Menurutnya, ketika membandingkan kontribusi industri pada tahun 2001 dengan era saat ini, tentunya berbeda.

“Meski waktu itu kontribusi industri hampir 30 persen, dan kita hampir takeoff, tetapi berhenti karena krisis ekonomi yang dipicu oleh keuangan. Cukup panjang dampaknya. Selain itu, kita dininabobokan oleh commodity booming. Pada pasca-2014, baru kita revitalisasi lagi sektor manufakur,” paparnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menperin memperlihatkan data World Bank tahun 2017, bahwa saat ini negara-negara industri di dunia, kontribusi sektor manufakturnya terhadap perekonomian rata-rata sekitar 17 persen. Namun, ada lima negara yang sektor industri manufakturnya mampu menyumbang di atas rata-rata tersebut, yakni China (28,8%), Korea Selatan (27%), Jepang (21%), Jerman (20,6%), dan Indonesia (20,5%).

“Kalau merujuk data tersebut, saat ini tidak ada negara di dunia yang bisa mencapai di atas 30 persen,” ujarnya. Sementara itu, negara-negara dengan kontribusi industrinya di bawah rata-rata 17 persen, antara lain Meksiko, India, Italia, Spanyol, Amerika Srikat, Rusia, Brasil, Perancis, Kanada dan Inggris.

“Bahkan, sekarang pertumbuhan ekonomi global tidak lagi dua digit. Di China saja single digit. Namun, Indonesia merupakan negara terbesar di Asean, ekonominya sudah masuk dalam klub USD1 triliun, atau sepertiga dari ekonominya Asean,” imbuhnya.

Sementara, jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi, Indonesia mampu mencapai 5,2 persen atau di atas rata-rata perolehan Asean sebesar 5,1 persen. Artinya, Indonesia berperan penting dalam memacu perekonomian di Asean.

Menperin menambahkan, Asean merupakan mesin kedua terbesar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dunia, setelah kontribusi dari China. Kawasan Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 500 juta jiwa penduduk ini, dinilai menjadi pasar potensial dalam membangun basis produksi manufaktur.

“Dengan adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat, Indonesia juga diuntungkan. Pertama, investasi di antara kedua negara itu meminta negara lain untuk ikut berpatisipasi, termasuk Indonesia,” tuturnya. Selain itu, adanya rencana relokasi perusahaan China ke Indonesia untuk menghindari tarif akibat perang dagang tersebut.

Kemudian, kebijakan Belt and Road dari China, juga menguntungkan bagi Indonesia. Sejumlah investor dari Negeri Tirai Bambu itu membidik Indonesia menjadi salah negara tujuan utama untuk ekspansi.

Melihat kondisi tersebut, menurut Airlangga, saatnya Indonesia membangkitkan kembali sektor industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemerintah saat ini fokus menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memudahkan berbagai perizinan usaha.

“Kalau kita melihat, purchasing manager index (PMI) manufaktur Indonesia, selama tahun 2018 itu di atas level 50 atau berada tingkat positif. Artinya, mood manufaktur Indonesia untuk ekspansi cukup tinggi,” jelasnya.

Oleh karena itu, Menperin optimistis, implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 dapat merevitalisasi sektor industri manufaktur agar lebih berkontribusi tinggi terhadap perekonomian nasional. Sasaran besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia tahun 2030.

Berita Terkait

Pemadanan KJMU, Sebanyak 624 Orang Perlu Dicek Kembali
Bhabinkamtibmas Pulau Untung Jawa Pastikan Ketersediaan Bahan Pangan Aman Selama Bulan Puasa Ramadhan
Kapolsek Kepulauan Seribu Selatan dan Bhabinkamtibmas Memastikan Ketersediaan dan Stabilitas Harga Beras di Wilayah
Kapolsek Kepulauan Seribu Utara dan Bhabinkamtibmas Lakukan Pengecekan Harga dan Ketersediaan Beras: Stok Aman, Harga Stabil
Harga Sembako naik? Ini Cara Belanja Cerdas Dibulan Ramadhan
Pantauan Harga Beras di Jakarta, Ini Harganya di Sejumlah Pasar
Harga Beras Turun di Sejumlah Pasar, Begini Faktanya
Pj. Gubernur Heru Sebut Sembako Murah sebagai Upaya Pemprov DKI Menekan Panic Buying Jelang Ramadan

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 11:26

Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Depok Membuka Pendaftaran Penerimaan Santri dan Santriwati Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2025/2026

Minggu, 19 Januari 2025 - 19:37

“Ini Kata Alumni Gontor dan Simpatisan Pendukung Supian-Chandra tentang 6 Faktor Kesuksesan SS-CR Jadi Walikota Depok”

Minggu, 19 Januari 2025 - 10:46

Pabrik Narkoba di Cimanggis Depok ber-Omset belasan Milyar di Grebek!

Sabtu, 18 Januari 2025 - 17:07

SMP Pratiwi Junior High School Kota Depok Adakan Kegiatan Study Tour Ke Jogyakarta Bersama Dirgantara AIA Tour Travel Depok

Sabtu, 18 Januari 2025 - 17:03

SMK Tadika Pertiwi Depok Adakan Kunjungan Industri Ke Bandung Bersama DIrgantara AIA Tour Travel Depok

Sabtu, 18 Januari 2025 - 08:44

“SMP Tirtajaya dan Siaran Depok Sepakat Sinergi Promosi Sekolah Berkualitas dan Terjangkau”

Sabtu, 18 Januari 2025 - 08:41

“Kenang perjuangan yang berliku, relawan GASS D1 adakan tasyakuran kemenangan Supian-Chandra”

Jumat, 17 Januari 2025 - 20:25

Hore…Anggaran Ziarah Gratis atau Wisata Keberagaman Rp 25 Juta/RW

Berita Terbaru