Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia gelar diskusi UMKM membahas berbagai kendala yang dihadapi para UMKM di Indonesia. Acara dilaksanakan di Kadin Indonesia, Rabu (19/12/2018).
Wakil Ketua Umum UMKM Kadin Indonesia Yoki Hutagalung mengatakan, dalam menghadapi berbagai kendala, Kadin harus melakukan tahapan-tahapan diskusi dan perlu adanya pengkajian lebih dalam dari segi intelektual dan akademisi. Hal ini agar Kadin bisa menemukan jalan untuk mendukung UMKM dari segala sisi.
“Kita perlu adanya tahapan-tahapan pembicaraaan terkait berbagai kendala UMKM kita, Kita perlu bentuk suatu tim kelompok kerja untuk mempersiapkan ini,” kata Yoki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini, kata Yoki, karena kita harus mengingat terkait bagaimana menerapkan ekonomi dalam pasal 33 UUD 1945.
“Yakni ekonomi Indonesia di bentuk secara kekeluargaan. Ini kan berarti kita harus saling dukung jangan ada individualisme,” imbuh Yoki.
Lembaga Pengembangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Raden Teddy menambahkan, menurutnya Indonesia membutuhkan satu regulasi yang mampu mengubah UMKM ke depan. Menurut Raden Tedy, ke depan Indonesia harus menciptakan kemitraan yang adil antara korporasi dan UMKM.
“Dari situ Kadin akan membentuk POKJA, ini akan segera kita realisasikan. Fungsi dibentuknya POKJA ini untuk menyoroti masalah UMKM yang ada, POKJA salah satunya akan memberikan usulan regulasi kepada pemerintah, agar UMKM bangkit tidak hanya itu-itu aja dan tidak terpuruk dalam persaingan,” katanya.
Selain itu, Raden Teddy juga mengatakan, Kadin memiliki peran dalam membina UMKM dalam hal kompetensi mental. Mental berjiwa petarung dan bermental juara.
“Regulasi selalu berkembang. jadi kita tetap akan buat POKJA, sebab harus ada satu perubahan baik dari internal maupun eksternal, sebagian sisi ingin ekspor dan sebagian ada yang masih butuh untuk impor. Hal itu terjadi karena masalah jalur distribusi,” ujar Teddy.
Teddy juga mengingatkan bahwa UMKM Indonesia tidak boleh kalah dan tidak boleh menyerah. UMKM harus bangkit, sumbangsih kita untuk Indonesia adalah UMKM bangkit 2019.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo menambahkan, terutama di era 4.0 ini bagaimana UMKM harus mampu menembus pasar dunia.
Ketua Kadin Sumut Khairul Mahalli mengatakan UMKM perlu mendapat pelatihan khusus terkait SDM nya, saya berharap kita bisa membuat sillabus praktis terkait ini.
“Kita harus merubah cara pandang kita, jangan hanya berfikir untuk menjadikan UMKM sarang pasar tapi kita harus menjadi penembus produk-produk kita ini agar dapat dikonsumsi ke luar,” kata Mahalli.
Wakil Ketua Umum It dan fintech Kadin William Young mengatakan, tidak semua UMKM kita ini gagal menembus pasar luar negeri terutama bicara china.
“Sebab ada beberapa produk dari Indonesia yang di cari yaitu batik rancangan dari irwan tirta yang ekslusif di China, tidak hanya itu ada pula cengkeh dari surabaya yang konon ada 8 konteiner cengkeh yang telah di ekspor ke China,” ujar William.
William bilang, kita akan bikin suatu program untuk menembus pasar China, caranya kita menembus suatu market sosial media mereka yaitu WeChat.
“Jadi Kadin beserta UMKm kita harus mengadakan dan melakukan training dalam memasarkan produk-produk kita melalui aplikasi mereka yaitu aplikasi WeChat sebab semua transaksi mereka kini telah menggunakan aplikasi WeChat,” tuturnya.
Teddy menegaskan, Kadin akan mengupayakan dan terus membantu UMKM untuk menerobos produk-produk kita ke china.
Acara dihadiri oleh Khairul Mahalli, Ketua Kadin Sumut. Yoki M. Hutagalung. MH, selaku WKU UMKM Kadin. Raden Tedy Lembaga Pengembangan Kadin. Nazar selaku Lmbaga Pengembangan Kadin PB
dan Willian Waketum IT dan Fintech. (FKV)
