Komitmen Investasi 6 Industri Korsel di RI Tembus USD 446 Juta

- Reporter

Rabu, 12 September 2018 - 00:15

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah industri manufaktur Korea Selatan dari berbagai sektor, menyatakan minatnya untuk segera menanamkan modalnya di Indonesia. Komitmen investasi ini merupakan hasil dari Indonesia-Korea Business and Investment Forum 2018 sekaligus peringatan hubungan diplomatik kedua negara yang telah terjalin baik selama 45 tahun.

“Pertemuan ini mencerminkan antusiasme besar pengusaha Korea untuk lebih mendorong kolaborasi bisnis dengan Indonesia, baik dalam bentuk perluasan usaha maupun investasi baru di beberapa sektor industri yang prospektif,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Seoul, Senin (10/9).

Adapun enam perusahaan Negeri Ginseng yang telah komit berinvestasi, yakni LS Cable & System yang bermitra dengan PT Artha Metal Sinergi untuk pengembangan sektor industri kabel listrik senilai USD50 juta di Karawang, Jawa Barat, kemudian Parkland yang menggelontorkan dananya sebesar USD75 juta guna membangun industri alas kaki di Pati Jawa Tengah, dan Sae-A Trading menanamkan modalnya hingga USD36 juta untuk sektor tekstil dan garmen di Tegal, Jawa Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selanjutnya, Taekwang Industrial akan membangun industri alas kaki senilai USD100 juta di Subang dan Bandung, Jawa Barat. Selain itu, World Power Tech dengan mitra lokalnya PT NW Industries yang berinvestasi sebesar USD85 juta untuk pengembangan industri manufaktur turbin dan boiler di Bekasi, Jawa Barat, serta InterVest dengan Kejora Ventures yang menamamkan modalnya USD100 juta untuk jasa pembiayaan startup (modal ventura) di DKI Jakarta. Jadi, total investasi mencapai USD446 juta.

Menperin meyakini, kerja sama yang terjalin itu dapat mendorong industri manufaktur nasional untuk lebih meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri sekaligus penambahan terhadap penyerapan tenaga kerja lokal. “Ini yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi secara inklusif, terutama melalui program hilirisasi,” tegasnya.

Langkah sinergi yang dibangun pelaku industri kedua negara juga diharapkan mendukung implementasi Making Indonesia 4.0. Salah satunya adalah membangun ekosistem inovasi dengan transfer teknologi yang berkelanjutan guna mendukung revolusi industri 4.0.

“Kami optimistis, hubungan antara kedua negara ini sangat menjanjikan di tahun-tahun mendatang dan itu akan menjadi dasar yang kuat untuk hubungan lebih lanjut antara kedua negara, terutama dalam membangun perekonomian,” papar Airlangga.

Penandatanganan 15 MoU
Pada kesempatan itu, Menperin juga turut menyaksikan penandatanganan 15 nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang dilakukan oleh perusahaan dan institusi pemerintah kedua negara. Kerja sama ini meliputi sektor energi, properti, mesin, teknologi, dan kosmetika. Total komitmen investasi yang bersifat business to business (B-to-B) dari hasil MoU tersebut mencapai USD5,76 miliar.

Kesepakatan yang terjadi di sektor industri, di antaranya Hyundai Engineering yang bermitra dengan PT Sulfindo Adiusaha untuk pengembangan pabrik kimia yang akan menghasilkan produk vinyl chloride monomer (VCM) dan poly vinyl chloride (PVC) di Merak, Banten dengan nilai investasi sebesar USD200 juta. Kemudian, pengembangan pabrik mesin diesel senilai USD185 juta yang dilakukan oleh Doosan Infracore dengan PT Boma Bisma Indra (Persero) dan PT Equiti Manajemen Teknologi.

Selanjutnya, SD Biotechnologies menjalin kerja sama dengan PT Orion Pratama Sentosa untuk membangun industri kosmetika di Karawang, Jawa Barat senilai USD20 juta, serta terjalin pula kemitraan strategis di bidang pengembangan pusat teknologi alat-alat permesinan di Bandung, Jawa Barat yang merupakan kolaborasi Korea Institute for Advancement of Technology dan Kementerian Perindustrian.

Turut pula hadir menyaksikan dari delegasi Indonesia, yakni Kepala BKPM Thomas Lembong, Ketua Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, dan Kepala Bekraf Triawan Munaf. Rosan mengungkapkan, masih banyak potensi-potensi perdagangan dan investasi antara RI-Korsel yang perlu digali. “Kami sangat terbuka akan investasi yang masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, kali ini merupakan rombongan terbesar yang diajak karena membawa 104 pengusaha ikut dalam Indonesia-Korea Business and Investment Forum 2018. “Ini sebagai tanda membaiknya hubungan dagang dan investasi Indonesia dengan Korea Selatan yang sangat baik,” imbuh Rosan.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Korsel (KCCI) Park Yong-man berharap forum ini dapat memuluskan jalan bagi perusahaan-perusahaan Korsel untuk berinvestasi dalam proyek-proyek inovatif di Indonesia. Apalagi sudah ada arah yang jelas dalam pengembangan industri ke depan melalui peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Jadi, ada rencana yang komprehensif bagi pengembangan industri berteknologi tinggi, mencakup teknologi digital, serta bio and hardware automation. Sebagaimana perusahaan Korea sangat tertarik dan memiliki pengalaman terbaik di bidang ini, kami berharap kedua belah pihak dapat meningkatkan kolaborasi di masa depan,” paparnya.

Beberkan keunggulan Indonesia
Di forum tersebut, dalam sambutannya, Menteri Airlangga menyampaikan sejumlah perkembangan baik ekonomi Indonesia dan keunggulan sektor industri nasional kepada para investor Korsel. “Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, yang telah memetakan pertumbuhan ekonomi sejak berhasil mengatasi krisis keuangan Asia pada akhir tahun 90-an,” ungkapnya.

Pada triwulan II tahun 2018, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,27 persen, naik 4,21 persen dibanding triwulan I-2018. Di kuartal kedua tahun ini menjadi pertumbuhan tertinggi pada periode yang sama sejak tahun 2014. Sementara, triwulan II tahun lalu berada di angka 5,01 persen.

“Sektor industri manufaktur konsisten menjadi pendorong utama pada perekonomian Indonesia yang berkontribusi lebih dari 20 persen terhadap PDB nasional,” tutur Menperin. Adapun kinerja tertinggi dari sektor manufaktur pada kuartal II-2018, yakni industri plastik dan karet yang tumbuh 11,85 persen, diikuti industri makanan dan minuman (8,67%), industri kulit dan alas kaki (11,38%), serta industri tekstil dan pakaian (6,39%).

“Berdasarkan laporan tahunan Bank Dunia terbaru, peringkat Indonesia meningkat dari ke-91 tahun 2016 menjadi ke-72 pada 2017 di antara 190 negara dalam penilaian kemudahan melakukan bisnis,” kata Airlangga. Bahkan, Indonesia diakui sebagai salah satu Top Improvers dengan posisi berada di atas India, Brasil, dan Filipina.

Selain itu, Global Competitiveness Report menunjukkan, peringkat indeks daya saing Indonesia naik dari tingkat ke-41 pada tahun 2016-2017 menjadi posisi ke-36 periode 2017-2018 di antara 137 negara. “Berbagai lembaga pemeringkat internasional juga telah meningkatkan status Indonesia ke tingkat layak investasi, seperti Moody’s, Fitch, JCR, R&I, serta Standard & Poor. “Ini capaian yang sangat positif,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia membuka kemudahan jalan bagi arus masuk investasi dengan terus menciptakan iklim usaha yang kondusif. “Sejak 2015, pemerintah saat ini aktif mempromosikan paket-paket kebijakan ekonomi. Intinya, agar proses birokrasi lebih sederhana dan penegakkan hokum yang lebih baik,” tegas Menperin.

Dalam upaya mendorong investor di Indonesia menambah penanaman modalnya, pemerintah juga telah memberikan sejumlah insentif fiskal, seperti tax holiday, tax allowance, dan fasilitas bea masuk. “Bahkan, akan ada skema super deductible tax untuk industri yang melakukan kegiatan inovasi dan vokasi,” tuturnya.

Kemudian, pemerintah memperbaiki tata cara perizinan baik yang dilakukan di tingkat pusat maupun di daerah. “Saat ini, sudah disiapkan tata cara perizinan dengan menggunakan mekanisme Online Single Submission (OSS),” imbuhnya. Selain itu, Kemenperin mendukung akselerasi peningkatan kompetensi sumber daya manusia industri melalui program pelatihan dan pendidikan vokasi.

Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang semester I-2018, penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari sektor industri berada di angka Rp46,2 triliun. Sedangkan, penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri mampu menembus hingga USD5,6 miliar atau Rp75,8 triliun.

Adapun kontribusi PMDN tertinggi dari sektor manufaktur, di antaranya industri makanan sebesar 47,50 persen (senilai Rp21,9 triliun), industri kimia dan farmasi 14,04 persen (Rp6,4 triliun), serta industri logam, mesin, dan elektronika 12,70 persen (Rp5,8 triliun).

Selanjutnya, kontribusi PMA tertinggi dari sektor manufaktur, yakni antara lain industri logam, mesin, dan elektronika sebesar 39,69 persen (USD2,2 miliar), diikuti industri kimia dan farmasi 18,84 persen (USD1,1 miliar), serta industri makanan 10,41 persen (USD586 juta).

Berita Terkait

Institut Agama Islam Jamiat Kheir Wisuda 85 Sarjana, Prof.Dr. Phil Sahiron: ‘Penting Penguasaan Multi Bahasa’
Kabid Plt Operasional Disdamkar dan Penyelamat Depok Tanggapi Video Pernyataan Petugas Damkar UPT Cimanggis
BKKBN Jawa Barat Akan Menggelar Kegiatan Forum Data Keluarga Provinsi Jawa Barat: Diseminasi dan Rilis Hasil Verifikasi Validasi Data Keluarga Berisiko Stunting dan Pemutakhiran Pendataan Keluarga Provinsi Jawa Barat Tahun 2024
Warga Kota Depok Tidak Perlu Tergantung Musrenbang Untuk Selesaikan Lingkungan RW, Supian Suri Punya Solusinya
Zona Madina Dompet Dhuafa Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Madinah 
Rayakan HUT RI ke-79, Milenial Supian Suri Adakan Berbagai Macam Perlombaan
Sah! Supian Suri Satu-satunya Calon Wali Kota Depok Bergelar Doktor
DPRD Depok Gelar Rapat Paripurna Tuk Peringati HUT Depok Ke-25

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 14:42

Universitas Islam Darussalam Gontor (UNIDA) adakan Pelatihan Promosi & Branding Bersama Praktisi Promosi & Branding Alumni Gontor Dr Awaluddin Faj, M.Pd

Senin, 19 Mei 2025 - 13:31

Baru Kali Ini Terjadi, Lebaran Depok 2025 Momen Mempersatukan Anak Bangsa

Senin, 19 Mei 2025 - 13:23

Jumlah Pengunjung Tembus Puluhan Ribu, Lebaran Depok 2025

Senin, 19 Mei 2025 - 13:16

Setelah 20 Tahun, Ayu Ting Ting Ungkap Akhirnya Bisa Tampil di Lebaran Depok

Senin, 19 Mei 2025 - 07:44

MI TARBIYATUSSHIBYAN Adakan Kegiatan Outbond Ke Grafika Cikole bersama Dirgantara AIA Tour Travel Depok

Sabtu, 17 Mei 2025 - 16:42

Perluas Wawasan Pendidikan dan Budaya, Siswa Student One Kunjungi Negeri Ginseng (IECS 2025 Bagian 5

Jumat, 16 Mei 2025 - 15:53

Lanjutkan Estafet Perjuangan, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Membentuk Formasi Pimpinan Baru Periode 2025–2030

Senin, 12 Mei 2025 - 02:47

Komisi Ekonomi MUI Depok Siap Bangun Ekonomi Umat Ini Programnya

Berita Terbaru