Siarandepok.com – Indonesia kembali berduka karena kehilangan seorang sastrawan terbaiknya, yaitu Hamsad Rangkuti. PadaMinggu 26 Agustus 2018 pukul 06.00, ia menghembuskan nafas terakhir di usia 75 tahun di rumahnya, Jalan Swadaya 8 RT03/03, Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas.
Hamsad sempat tiga bulan koma. Setelah mendapat perawatan di RSUD Depok, keluarga memindahkan ke Rumah Sakit Siloam, kemudian dirawat sendiri di rumah. Jasad Hamsad Rangkuti dimakamkan di pemakaman umum Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pria kelahiranTiti kuning, Medan, Sumatera Utara, 7 Mei 1943 silam ini menderita komplikasi penyakit, yakni prostat, jantung, dan stroke. Hamsad dikenal keluarga sebagai seorang ayah yang baik, bahkan selalu membuka diri. Menceritakan keluh kesah kepada sang istri. Tidak hanya itu, Hamsad selalu melarang istrinya memukul anak ketika salah.
Salah satu sikap Hamsad yang selalu diingat, yaitu memberikan semangat untuk karya-karya penulis muda dengan cara selalu menggelorakan sikap pantang menyerah kepada seluruh penulis maupun seniman.
Karyanya yang sangat menarik adalah novel berjudul ‘Ketika Lampu Berwarna Merah’. Novel tersebut mencerminkan paradox pembangunan yang dilakukan pemerintah. ‘Ketika Lampu Berwarna Merah’ memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 1980. Karya ini merefleksikan kehidupan para gelandangan dan kaum yang tergusur di Jakarta.
Penulis: Zakiyah R
Editor: Sabar P