Rombongan Diklatpim IV Kemenaker RI, BNP2TKI, dan Kemenristekdikti, yang terdiri dari 80 orang kunjungi kantor Pemerintah Daerah Surabaya dalam rangkabenchmarking. Bertempat di Graha Sawunggaling, Kantor Walikota Surabaya, rombongan diterima oleh perwakilan Walikota Surabaya, Drs. Hidayat Syah, MM. Asisten Administrasi Umum Pemkot Surabaya.
Dalam kegiatan tersebut, Ketua Rombongan Benchmarking Diklat PIM IV Angkatan XXII Dan XXIII Kementerian Ketenagakerjaan RI, Elsie Armaita, SH, MH. menyatakan tujuannya untuk menggali, melihat secara langsung dan bertukar pikiran tentang contoh-contoh kreasi inovasi pelayanan publik yang ada pada jajaran pemerintahan kota Surabaya.
“Kami sengaja datang ke Surabaya dengan tujuan mempelajari serangkaian inovasi luar biasa yang ada di Surabaya dan bertukar pikiran.” ungkap Elsie Armaita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditambahkan bahwa, kota Surabaya sudah terkenal dengan berbagai inovasi yang telah mendapatkan banyak penghargaan baik nasional maupun internasional. Seperti yang terbaru dari Global Green PBB, Lee Kuan Yew Award, UNESCO dan Asean Tourism.
Sementara itu, Hidayat Syah, Asisten Administrasi Umum dalam kesempatan tersebut menceritakan bahwa penduduk asli kota Surabaya jumlahnya sekitar 3 juta jiwa. Tapi pada malam hari bisa mencapai 5 juta jiwa, karena banyak sekali orang luar kota yang bekerja di Surabaya.
Dijelaskan Hidayat bahwa, sistem pemerintahan di kota Surabaya sudah berbasis elektronik kerap disebut dengan Electronic Government (e-Gov). Pelayanan di kecamatan sudah berganti dari yang sebelumnya melakukan pelayanan administratif sekarang sudah sepenuhnya berubah menjadi pelayanan publik.
Masih menurut Hidayat Syah, pelayanan-pelayanan di Kota Surabaya sudah berbasis elektronik dan bisa diakses dimana saja oleh warga yang membutuhkan. Seperti misalnya pembuatan akte kelahiran dan kematian, yang dulunya warga harus datang ke kantor kelurahan dan kecamatan untuk mengurus, namun sekarang mereka bisa mengurus dari rumah sendiri-sendiri dan baru datang ke kantor kecamatan atau kelurahan ketika menyerahkan berkas dan mengambil akta kelahiran atau kematian ketika sudah selesai dicetak.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penukaran cinderamata, dan para peserta benchmarking dibawa menuju lokus penelitian di 4 lokasi antara lain, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, Dinas Komunikasi Dan Informatika, Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil serta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dipaksa, Terpaksa dan Terbiasa
Dalam kunjungan kelompok ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) para peserta didampingi oleh Dr. Wahyu Suprapti, MM, M.Psi-T, berlokasi di Plaza Tunjungan Surabaya.
Kepala Bidang Pelayanan DPM PTSP, Elfi Syafruddin, yang menerima kunjungan para peserta diklatpim IV dalam ruang rapat di lantai 3, menyatakan bahwa ada sebuah kalimat sakti yang diberikan oleh Tri Rismaharini selaku Walikota Surabaya. Kalimat tersebut adalah Dipaksa, Terpaksa dan akhirnya Terbiasa.
Kalimat tersebut merupakan sebuah kalimat kunci yang diberikan Walikota Surabaya Tri Rismaharini kepada seluruh jajaran dalam pemerintah kota Surabaya, semua dituntut untuk senantiasa melakukan pelayanan prima kepada publik dan terus menerus melakukan berbagai inovasi dalam hal pelayanan terhadap publik.
Kami selaku jajaran ASN pemerintah kota Surabaya menjadi terbiasa melakukan hal yang kelihatannya tidak mungkin dan rasanya sulit dilakukan dalam sistem birokrasi. Hal tersebut terlihat dari berbagai dobrakan dalam hal inovasi pemerintah kota Surabaya seperti layanan Sipadu dan Surabaya Single Window (SSW). Kalimat Dipaksa, Terpaksa dan Akhirnya Terbiasa tersebut menjadi semacam kunci pegangan bagi setiap ASN dalam pemerintahan kota Surabaya.
“Dalam inovasi apa sih yang ga bisa? Lha wong manusia aja sudah bisa sampai ke bulan, masa pekerjaan seperti itu saja kita tidak mampu” ungkap Elfi Syarifuddin, menirukan ucapan walikota Surabaya.
Dalam sesi kunjungan khusus ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu pintu di mall pelayanan publik tunjungan peserta diklatpim yang terdiri dari 20 orang diterima dengan baik oleh jajaran pegawai DPM-PTSP. (Dwi HartantoDKK/Pim4/kel.DPM-PTSP).
