Siarandepok.com- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mendapat pengakuan dari pemerintah pusat dalam pengelolaan sanitasi yang modern. Kota Depok pun mencatatkan namanya sebagai salah satu dari sembilan kota/kabupaten se-Indonesia yang mendapatkan penghargaan dengan kategori komitmen pemerintah daerah dalam pengelolaan air limbah.
Lewat penilaian yang cukup ketat dari Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Nasional (Pokja AMPL Nasional), Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro akhirnya memberikan penghargaan AMPL Award kepada Wali Kota Depok Dr. KH. Mohammad Idris di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (07/11).
“Alhamdulillah, penghargaan ini merupakan komitmen pemerintah daerah dalam hal sanitasi dan pengelolaan limbah. Salah satunya, bisa dilihat dari MoU kita dengan kementerian untuk keputusan pengolahan limbah tinja yang kita lakukan beberapa waktu lalu,” ucap Wali Kota Depok Dr. KH. Mohammad Idris usai menerima penghargaan dalam kegiatan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional 2017, Selasa (07/11).
Orang nomor satu di Kota Depok ini menuturkan, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemkot Depok telah melakukan pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berada di Kalimulya Cilodong Depok.
“Sudah kita realisasikan APBD kita dari tahun ke tahun khususnya 2017, untuk melakukan pengembangan IPLT yang ada di Kalimulya. Ini lebih modern dan lebih banyak untuk menampung kapasitas serta kedap air, karena kami menggunakan fiber sebagai materialnya,” terang pria kelahiran Jakarta, 25 Juli 1961, itu.
Doktor Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi, ini mengungkapkan, hingga 2017 Kota Depok telah membangun 800 septictank di 31 titik. Di mana 1 titik bisa menampung 40 KK. Ia pun berharap, semakin modern pengolahan sanitasi di Kota Depok, masyarakat bisa terus meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya pemenuhan akses universal untuk sanitasi dan air minum yang layak.
“Mudah-mudahan terbentuk persepsi masyarakat terkait lingkungan hidup dan pentingnya perhatian terhadap sanitasi. Tentunya ini juga dalam rangka mencapai target akses universal 2019,” harap lulusan Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) Pondok Modern Darussalam (PMDG), Ponorogo, itu.
Komentar