SiaranDepok.com – Muhammad Erwin Althaf merupakan mahasiswa disabilitas yang berhasil menyelesaikan program magister (S2) di kampus ternama dengan jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI).
Butuh perjuangan yang panjang untuk menyelesaikan program magisternya dikarenakan keterbatasan pendengaran yang dimilikinya sejak lahir terlebih juga karena pendidikan sebelumnya dari non-ekonomi. Namun itu semua tidak menghalangi niatnya untuk mencapai cita-citanya serta berkat dukungan dari teman dan para dosen, sehingga ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan cepat dalam tiga semester.
“Alhamdulillah saya dinyatakan lulus sidang tesis. Januari 2022, saya telah menyelesaikan revisi naskah tesis tepat waktu dan mendapat tanda tangan lembar pengesahan, sehingga memenuhi syarat daftar yudisium/wisuda,” ujar Althaf dalam keterangan di Depok, Selasa (01/03/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama perkuliahan, Althaf berkomunikasi dengan memanfaatkan fitur chat melalui pesan singkat untuk membuat materi presentasi serta menjawab pertanyaan para dosen.
“Belakangan saya baru menyadari Althaf adalah mahasiswa berkebutuhan khusus. Butuh waktu bagi kami untuk saling menyesuaikan gaya komunikasi masing-masing. Untungnya, Althaf adalah mahasiswa yang tangguh sehingga proses bimbingan dapat berjalan lancar. Saya sendiri tetap menerapkan standar baku untuk sebuah penelitian,” ujar Dr. Zuliani Dalimunthe selaku dosen pembimbing Althaf.
Menurut Dr. Dwi Nastiti Danarsari selaku penguji dalam sidang tesis, dalam pendidikan inklusif pengajar memiliki tanggung jawab penuh terhadap para mahasiswa yang berkebutuhan khusus, Althaf menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam menjelaskan serta dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh para penguji sehingga ia dapat lulus dengan baik.
Ia juga menyebut keberhasilan seorang Althaf tidak terlepas dari dukungan kedua orang tua, teman-teman dan para dosen yang telah membimbingnya.
Edi Sumarwanto selaku orang tua Althaf, mengungkapkan bahwa FEB UI menjadi tempat belajar untuk semua orang dan tidak ada deskriminasi terhadap anak yang berkebutuhan khusus seperti anaknya.
Penulis : Arif Rahman Hakim
Sumber : Twitter Antara