SiaranDepok.com – Ternyata Lumpur Lapindo yang berada di Sidoarjo, Jawa Timur memiliki Kekayaan berupa sumber daya alam berupa Lithium dan Strontium yang berharga. Biasanya Lithium digunakan untuk membuat baterai untuk kendaraan yang memerlukan listrik di Indonesia.
Jika benar bahwa Lumpur Lapindo memiliki sumber daya alam tersebut, maka Indonesia akan bisa meningkatkan kualitas baterai kendaraan berlistrik. Serta adanya nikel, cobalt, dan mangan dapat membantu proses pengembangan baterai tersebut.
Moehammad Awaluddin sebagai Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan, dari hasil penelitian di Lumpur Lapindo di Sidoarjo, telah menemukan bahan material berupa Strontium dan Lithium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga : Ancaman Perang Dunia Ke 3, AS Dan Rusia – Siaran Depok
“Yang cukup tinggi dan coba sedang ditindak lanjuti adalah lithium dan stronsium,” ujar Awaluddin.
Lithium tersebut dapat berguna untuk bahan baku baterai ke kendaraan listrik, dan stronsium digunakan untuk bahan baku barang elektronik.
“Ini baru penyelidikan umum dan tindaklanjuti dari Puslitbang Tekmira pada saat itu. Pasti dari kegiatan pengeboran ma sih jauh dan bornya masih bor tangan 5 meter,” ungkap Awaluddin.
Dari tanda-tanda penemuan mineral tersebut, pihak dari Awaluddin sekarang sedang fokus untuk uji ekstraksi. Dan Puslitbang Tekmira telah menindaklanjuti hal itu dari tahun 2021.
“Jadi, memang kita pada saat 2020 ini tujuan penyelidikan tidak fokus ke salah satu logam. Namun logam yang bernilai ekonomi, kita lakukan uji. Hasilnya itu mengerucut lithium dan stronsium yang cukup strategis untuk kegiatan memenuhi bahan baku materialistik tadi,” katanya.
Selesai uji ekstraksi, mereka akan fokus untuk menindaklanjuti keekonomian dari mineral itu. Status kelayakan ekonomi tersebut akan ditingkatkan lewat kajian-kajian dari segi lingkungan dan pengembangan.
“Ada 10 kajian yang kita lakukan di sana, hingga sampai tahapan apakah ini ekonomis di tambang atau tidak,” jelasnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia mencatat bahwa, untuk mengembangkan kendaraan listrik sampai 2030 kebutuhan 758.693 ton Lithium. Dari Jumlah itu untuk kebutuhan baterai 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik.
