Siaran Depok – Akibat wabah Corona, salam siku jadi etiket baru dalam pergaulan sehari-hari di dunia. Salam siku dinilai bisa mencegah proses persebaran virus Corona. Bagaimana mulanya salam siku muncul?
Sebagaimana yang ditulis oleh Torbjörn Lundmark dalam buku ‘Tales of Hi and Bye: Greeting and Parting Rituals Around the World’, salam siku ialah salam tak melibatkan jari jemari. Salam ini hanya melibatkan sentuhan siku di antara dua orang. Mereka saling menempelkan sikunya sebagai bentuk salam.
Salam ini dilakukan semata-mata untuk menghindari migrasi virus yang rentan disebarkan melalui buku-buku jari. Oleh karena itu, salam ini kerap disebut sebagai salam yang bersih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salam ini jadi populer ketika wabah SARS heboh tahun 2002. Salam ini dipakai para pejabat di dunia untuk menghindari kontak langsung dan meminimalisir kemungkinan tersebarnya virus. Salam ini dipakai kembali pada kasus flu burung tahun 2006, hal ini langsung disarankan oleh WHO.
Kemudian, saat ebola mewabah pada 2014, salam siku kembali dipopulerkan untuk mencegah penularan.
Salam siku ini kembali jadi populer ketika virus Corona menyebar ke berbagai penjuru dunia. Etiket pergaulan umum, seperti cipika-cipiki, berpelukan, dan jabat tangan digantikan oleh salam siku. Salam siku mendadak jadi etiket baru pergaulan belakangan ini.
Hal ini tak terlepas dari meningkatnya kewaspadaan terhadap persebaran virus Corona. Sebagaimana dilansir dari The Guardian, Senin (2/3), Direktur penyakit pandemi Organisasi Kesehatan Dunia, Sylvie Brand, setuju bahwa salam siku jadi alternatif salam yang lebih aman ketimbang berjabat tangan.
Meskipun begitu, salam ini belum tampak dipraktikkan oleh pejabat-pejabat tinggi di dunia. Sementara itu, Kepala Staf Staf Kepresidenan Moeldoko pun menilai salam siku sebagai upaya untuk cegah penyebaran virus Corona.
“Ya saya pikir itu cara bagus karena intinya kita sama-sama tidak tahu kalau memasuki area. Kalau salaman ada risiko, tapi kalau dengan cara-cara begini nggak ada yang tersinggung walaupun agak lucu-lucuan, tapi itu bagus,” ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020).
Moeldoko mengaku sudah menerapkan salam siku tersebut. Namun Moeldoko menyebut Jokowi belum melakukan hal serupa.
“Saya sudah menerapkan,” katanya.
“(Presiden Jokowi) Belum,” lanjutnya.
Dari beberapa acara terakhir, Jokowi masih bersalaman dengan pejabat atau tamu negara. Jokowi terlihat bersalaman dengan Raja Belanda Willem Alexander beberapa hari lalu dan kembali bersalaman dengan pejabat usai membuka Munas IX HKTI.
Hari ini, Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Sri Mulyani Indrawati dan Ketua Dewan Pertimbangan IAEI Jusuf Kalla (JK) menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Sebelum masuk ke ruangan, JK dan Sri Mulyani sempat melakukan salam siku, yang juga disebut sebagai ‘salam Corona’.
Di luar negeri, gerakan salam ini awal mulanya disebut dilakukan oleh Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence dengan Gubernur Washington Jay Inslee. Kala itu keduanya dan para pejabat tinggi lain sedang menghadiri pertemuan untuk membahas upaya negara dalam memerangi COVID-19.