Oleh : Yeremia Kagoya (Mahasiswa Papua tinggal di Jakarta)
Situasi di Papua dan Papua Barat sudah semakin kondusif. Masyarakat pun sudah dapat beraktivitas normal seperti sedia kala pasca kerusuhan beberapa pekan lalu.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto segera terbang dan berkantor di Papua sejak 3 September 2019. Keberadaan mereka berdua merupakan wujud nyata negara dalam memberikan jaminan keamanan kepada seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kehadiran tersebut berbuah manis, karena masyarakat di Papua juga berangsur melakukan aktifitasnya seperti biasa.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl. Eko Daryanto yang memastikan kehadiran Panglima TNI dan Kapolri juga memotong jalur koordinasi, sehingga keputusan – keputusan terkait rekonsiliasi di Jayapura bisa cepat dilakukan.
Ia mengatakan, masyarakat Papua bisa melihat kehadiran Panglima TNI dan Kapolri adalah bentuk keseriusan negara untuk menstabilkan situasi keamanan di Papua dan Papua Barat.
Pasca unjuk rasa yang terjadi di Papua, masyarakat sempat kehilangan kepercayaan pada negara.
Hingga akhirnya Kapolri dan Panglima kemudian mengambil langkah cepat dengan mengirim personel gabungan ke Papua.
Tito Karnavian mengungkapkan, terdapat 8.000 personel, terdiri dari TNI dan Polri untuk menjaga kedamaian tanah Papua meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat, pasca – unjuk rasa berujung anarkistis.
Ia mengatakan, kehadiran ribuan personel di Papua merupakan salah satu langkah untuk membuat situasi kembali normal dengan cepat.
Tito mengatakan, pasukan yang saat ini jumlahnya cukup besar di tanah Papua merupakan langkah cepat yang harus dilakukan aparat keamanan untuk memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat. Selain itu aparat keamanan juga akan diploting ke sejumlah lokasi objek vital yang ada di Jayapura.
Mantan Kapolda Papua tersebut mengatakan, masyarakat harus kembali percaya bahwa situasi sudah dijamin keamanannya oleh aparat TNI dan Polri.
Ia juga menambahkan, kehadirannya bersama dengan Panglima TNI di Papua bertujuan untuk mengecek langsung penempatan pasukan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Kehadiran mereka tentu bukan untuk menakut – nakuti masyarakat Papua, justru kehadiran mereka ingin memberikan rasa aman bagi Papua dan Papua Barat. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua Pendeta Lipius Biniluk menyampaikan, baru kali ini sosok Panglima TNI dan Kapolri berada di suatu daerah dalam waktu yang cukup lama.
Dirinya menilai bahwa kehadiran kedua jenderal beserta pasukannya tersebut tidak lain adalah untuk mengembalikan situasi keamanan Papua seperti semula.
Selain Lipius, Apresiasi juga dilontarkan oleh Gubernur Papua Lukas Enembe. Dirinya menilai kehadiran mereka merupakan bukti akan cepatnya negara dalam merespon perkembangan situasi di Papua.
Kedua tokoh tersebut juga menginisiasi kegiatan “Deklarasi Kesepakatan Bersama Dalam Rangka Menjaga Papua Tanah Damai” di Swiss – Bell Hotel Jayapura.
Acara deklarasi tersebut dihadiri oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Ketua MRP, Ketua DPR, Walikota Jayapura, Bupati Merauke, perwakilan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Kapolri dan Panglima TNI juga melakukan pertemuan dengan tokoh agama dan beberapa kepala daerah, mereka berkeliling di perairan Jayapura dengan menggunakan KRI Oswald Siahaan 354.
Sementara itu, satuan Binmas Polres Jayapura telah melaksanakan cooling down di lingkungan warga batu putih atas kelurahan Numbay Distrik Jayapura Selatan yang dipimpin oleh Kasat Binmas AKP Pieter Kendek, S.Sos., MM.
Dalam kesempatan tersebut Pieter menyikapi pasca kejadian yang telah terjadi beberapa hari di wilayah kota Jayapura, pihak kepolisian berharap agar warga masyarakat dapat menyikapi dengan bijak dan diharapkan agar tidak mudah terprovokasi dengan isu – isu yang belum tentu kebenarannya alias Hoax, karena kerusuhan tersebut dipicu oleh orang – orang yang ingin memecah belah persaudaraan melalui media sosial ataupun informasi yang tidak jelas.
Salah satu upaya konkrit yang bisa kita lakukan dalam menciptakan kondusifitas bangsa ini adalah, dengan merajut persatuan tanpa memandang Suku, Agama dan Ras, hal ini menjadi penting, karena dari Sabang sampai Merauke, Indonesia merupakan negara dengan berbagai keragaman budaya, bahasa maupun warna kulit.
Tentu kita juga berperan dalam upaya menjaga kondusifitas di Papua, Pemerintah telah menunjukkan upaya serius dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Papua, dengan adanya pengiriman pasukan tambahan serta upaya dialog terhadap tokoh – tokoh yang ada di Papua, merupakan kombinasi yang optimal dalam meningkatkan keamanan di Papua.