JAKARTA – Dolar masih menunjukkan kekuatannya terhadap sejumlah mata uang utama, baik di Eropa maupun Asia. Tak terkecuali mata uang rupiah.
Akibatnya Rupiah semakin anjlok dan terus melemah. Merujuk ke data Bloomberg selasa (9/10) Rupiah berada di Rp 15. 237 per dollar AS. Kurs Rupiah tersebut terdepresiasi 0,13 persen dari sebelumnya Rp 15.217.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo mengatakan pelemahan nilai mata uang terhadap dolar AS tidak hanya melanda Indonesia. Dengan segala kebijakan yang telah disiapkan pemerintah, Eddy optimis Indonesia akan baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya kira tidak perlu khawatir ya karena itu bukan hanya melanda kita saja, tapi di seluruh dunia,” kata Eddy Ganefo saat ditemui di Kantor Pusat Kadin Indonesia, Jl. Hos. Cokroaminoto, No.122, Jakarta, Selasa (10/10)
Menurut Eddy, salah satu solusi penguatan rupiah adalsah dengan meningkatkan ekspor. Utamanya, menurut Eddy, yang bahan bakunya dari dalam negeri.
“Ekspor kita harus terus meningkat dan keuntungan dari eksportir itu positif, terutama yang bahan bakunya dari dalam negeri,” tegasnya.
Maka dari itu, Ketum kadin ini menyarankan pelaku usaha harus terus mengembangkan ide kreatifitasnya. Selain itu menyiapkan strategi untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam mengekspor terutama melalui peluang dari implementasi Industri 4.0 belakangan ini.
“Jadi, masyarakat dan pelaku usaha tidak perlu gusar dengan melemahnya Rupiah ini,” tutur Eddy.
Namun, Eddy menambahkan, fokus dalam menerapkan upaya yang harus dibangun yang menjadi penguatan inovasi bagi sektor industri dan ekspor. Sebab, langkah ini perlu kolaborasi dengan seluruh stakeholder, pungkasnya. (FKV)
