Siarandepok.com- Depok, 19 Juni 2018. Kawasan Balaikota Depok di Jl. Margonda nampak ramai pada Selasa, 19 Juni 2018 pukul 13.00-16.00 WIB. Ratusan orang berkumpul di masjid dan halaman gedung balaikota. Sebagian sibuk membawa koper besar dan dokumen. Ada pula yang berswafoto di taman balaikota dan masjid megah kebanggaan warga Depok. Beberapa orang saling bercengkerama akrab. Dua bus Kramat Djati terparkir di depan gedung perpustakaan.
Mereka adalah Calon Pelajar Pondok Modern Darussalam Gontor yang akan berangkat dibimbing langsung oleh asatidz Bimbel Arraziin IKPM Depok. Anggota keluarga ikut mendampingi keberangkatan sambil terus berdoa untuk kesuksesan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
35 putra dan 28 putri yang berangkat sore ini adalah peserta program pendampingan calon pelajar Arraziin. Program ini memberikan jasa pendampingan calon pelajar mulai dari keberangkatan, pendaftaran, ujian, pengumuman kelulusan dan penempatan pondok. Sejak digulirkan 3 tahun lalu, program ini terus dibanjiri peminat.
Program ini memudahkan orang tua agar tidak perlu mendampingi putra putrinya selama di Gontor, kecuali bagi yang ingin hadir jelang pengumuman kelulusan. Tahun ini 5 ustadz dan 3 ustadzah Arraziin yang bertugas sebagai pendamping antara lain Iqbal Fadli Muhammad, Mujadid Ramli Tanjung, Jazmi Ramli Tanjung, Sugeng, Muhammad Ilyas, Zulfa Ainiyah, Mutiah dan Firyal Nisrina Kaharu.
Ketua IKPM Depok, Ustadz Hidayatulloh melepas keberangkatan rombongan di halaman gedung Balaikota Depok. Dalam sambutannya, beliau berpesan agar para calon pelajar senantiasa bekerja keras dan bersabar dalam mengikuti ujian masuk Gontor. “Adik-adik calon santri santriwati tidak hanya diuji secara akademik, tetapi juga psikis dan mental. Ribuan orang berkumpul di Gontor. Proses pendaftaran hingga ujian sangat melelahkan bahkan menjenuhkan. Antrian panjang hingga urusan administrasi dari satu gedung ke gedung lainnya”, tutur alumni Gontor 2005 yang juga dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ketua IKPM Depok juga mengajak orang tua untuk mendoakan putra putrinya serta ikhlas melepas kepergian mereka. Semua santri dan santriwati yang meninggalkan tanah kelahirannya untuk menuntut ilmu adalah pejuang di jalan Allah.