Dua Kebahagiaan Saat Berbuka

- Reporter

Senin, 21 Mei 2018 - 10:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: pinterest.com)

(Foto: pinterest.com)

Oleh: Dr. Syamsul Yakin, MA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang yang berpuasa akan berbahagia karena dua hal:  ketika dia berbuka puasa dan bahagia ketika bertemu dengan Tuhannya” (HR. Ahmad. Muslim, Nasa’i). Pernyataan Nabi kian mempertegas bahwa puasa memiliki dua kebahagiaan sekaligus. Yakni, kebahagiaan yang bersifat jasmaniah, dengan terpenuhinya rasa lapar dan dahaga saat berbuka puasa dan kebahagiaan yang bersifat rohaniah, berupa ketenteraman dan rasa bahagia pada suatu saat kelak dapat bertemu dengan Allah di hari akhirat. Inilah dua kebahagiaan yang selalu dirindukan oleh mereka yang beriman, yakni  kebahagiaan paripurna: dunia dan akhirat. Keduanya, bisa diraih dengan berpuasa.

Kebahagiaan saat berbuka yang dilambangkan sebagai kebahagiaan dunia, hakikatnya, penuh nilai akhirat manakala ditunaikan untuk menggapai Ridha dan Cinta-Nya. Betapa tidak, saat berbuka kita merasa  tenteram dan damai  dapat berkumpul dengan keluarga. Ayah, ibu, adik, kakak, bahkan nenek dan kakek masing-masing memancarkan cinta, kasih sayang, dan perhatian. Seolah, mereka mengatakan: inilah kedamaian dunia yang hilang, inilah kepasrahan kepada Tuhan yang jarang dilakukan. Termasuk, inilah keadaan keseharian mereka yang tak berpunya dan sering kita caci-maki ketika  mereka terlunta-lunta mengkais beberapa rupiah. Kita jadi sadar, lapar ternyata mendorong kecerdasan batin dan pikiran sekaligus. Sungguh, ada nuansa surga saat berbuka.

Saat kita berbuka puasa, kita pun masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk menggapai maghfirah-Nya dan memerdekakan diri dari neraka. Rasulullah SAW menjelaskan hal itu, dengan mengatakan bahwa barang siapa memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Sedangkan orang yang memberikan makanan berbuka, baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan puasa itu, tanpa sedikitpun dikurangi. Saudaraku, inilah keistimewaan puasa.

Sementara itu, kebahagiaan saat bertemu dengan Allah dapat dimaknai bahwa puasa telah mengantarkan kita untuk meneladani sifat-sifat Allah. Tepatnya, kita telah menjadi potret Tuhan di dunia; yang kita lakukan tak lain kebaikan dan perbaikan. Kata-kata kita penuh hikmah, mata memancarkan rahmah, telinga menyuarakan ibadah, desah-nafas sebagai tasbih. Kaki, tangan, dan anggota badan berjuang untuk tegaknya agama Allah serta ketenterman hidup umat manusia. Pendeknya, tak ada kesibukan lain, selain memperbaiki diri dan menggubah dunia dengan prestasi.  Puasa, dengan demikian, kian membawa kita kepada peningkatan keimanan, moralitas, dan motivasi untuk mempersembahkan hidup yang terbaik bagi Tuhan.

Mereka yang bahagia karena bertemu dengan Allah, puasanya tak hanya bermanfaat bagi dirinya. Puasanya bersifat transformatif dan fungsional. Maksudnya, nilai positif puasanya mengalir dari dataran inidividual menuju ranah sosial. Misalnya, puasanya membuat ia semakin sayang dengan sesama, kian rajin bersedekah, kian sadar diri bahwa segalanya adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Rela menolong dan mendahulukan kepentingan orang banyak adalah kegemarannya seperti diungkap al-Qur’an: “Dan orang mukmin sama-sama mengutamakan orang lain daripada dirinya  walaupun keadaan dirinya sangat membutuhkan” (QS. al-Hasyr/59:9).

Mereka juga memahami benar, makna ungkapan Nabi, “Wahai manusia, barang siapa yang mempercantik akhlaknya pada bulan Ramadhan, maka ia akan selamat melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barangsiapa yang meringankan pekerjaan saudaranya di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat” (HR. Ibn Hibban dan Ibn Khuzaemah).

Ramadhan bukan bulan penuh kepura-puraan. Pura-pura ke masjid, pura-pura baca al-Qur’an, pura-pura subuh berjamaah, pura-pura rajin bersedekah, pura-pura rendah hati, dan pura-pura suci. Ramadhan adalah bulan penggembelengan diri. Ramadhan juga bulan pembakaran; pembakaran akan kemunafikan, kesombongan, perasaan paling kuasa, kaya, paling pandai, paling berpengaruh, paling suci, dan penyakit hati lainnya. Ramadhan benar-benar akan mejadi bulan penuh dengan kepura-puraan manakala selepas puasa kita kembali ke habitat dan perilaku lama, kembali kepada dosa-dosa dan angkara-murka.

Kita semua tidak ingin hanya mendapat lapar dan dahaga dari puasa. Pun, tak mau puasa sebulan penuh sekadar menjalani hari-hari penuh kepura-puraan dan ikut-ikutan.  Kain yang telah kita tenun dengan aneka kebaikan, sedianya dapat kita gunakan untuk pakaian takwa. Yaitu, pakaian yang membuat kita menjadi takut dan kian dekat kepada Allah. Mudah-mudahan kita tidak termasuk seperti orang yang diungkap al-Qur’an:  “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya setelah dipintal dengan baik dan kuat, menjadi cerai-berai kembali” (QS. al-Nahl/16: 92).*

 

Berita Terkait

Mengetahui Perbedaan lama Waktu berpuasa diberbagai Negara
Meski Berpuasa, Gigi Tetap harus Sehat dan mulut Tidak Bau, Ini Caranya 
Tradisi Unik diberbagai negara dalam menyambut Ramadhan
Fiesta Bintang Lima gelar Fun Gathering Road To Ramadan 2024
Aksi Sosial Ramadan 1445 H, PERSIS dan PERSISTRI Kota Tangerang Ajak Masyarakat Realisasikan Target 1000 Paket Sembako dan Berbagi Takjil
Sibuk namun Ingin Khatam Al-Qur’an di Bulan Ramadhan? Ini Strateginya
Memahami Kehadiran Malam Lailatul Qadar dan Keistimewaannya
Bulan Puasa Ramadhan Segera Tiba, Apa yang perlu disiapkan dan Dilakukan?

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 22:36 WIB

Bapak Pembangunan dan Stabilitas, Soeharto Dinilai Layak Dihormati Sebagai Pahlawan Nasional

Jumat, 7 November 2025 - 08:45 WIB

MUI: Mantan Presiden Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Kamis, 6 November 2025 - 18:38 WIB

Wujudkan Sekolah Islam Unggul dan Berdaya Saing di Lampung Bersama KPSI

Rabu, 5 November 2025 - 18:19 WIB

PT Tirta Asasta Depok Perkuat Profesionalisme, Dorong Transformasi Bisnis, dan Tekan Kebocoran Air

Rabu, 5 November 2025 - 18:02 WIB

Wali Kota Depok, Supian Suri Perkuat Koordinasi Hadapi Potensi Bencana di Musim Hujan

Senin, 3 November 2025 - 16:30 WIB

Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Pesantren Leadership Primago Depok Tahun Ajaran 2026/2027: Mewujudkan Generasi Pemimpin Masa Depan

Senin, 3 November 2025 - 16:10 WIB

Parenting Islam: Kunci Mendidik Generasi Saleh di Era Digital Bersama Dr Awaluddin Faj, M.Pd

Rabu, 29 Oktober 2025 - 20:10 WIB

Camat Pancoran Mas, Mustakim dan pengurus LPTQ siap sukseskan MTQ Kota Depok 

Berita Terbaru