Siarandepok.com – Menurut survei dan pengalaman yang telah dialami oleh dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK. selama menjadi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin ataupun sebagai aktivis yang banyak menangani para pelaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), sebagian besar para pelaku homoseksual/gay saat ini hanya ikut–ikutan saja. Haltersebut disampakan dirinya secara langsung dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Depok yang bertempat di Aula Bappeda, Lantai 3, Gedung Dibaleka Kota Depok pada Selasa, 6 Maret 2018 lalu.
Menurutnya, para pelaku homoseksual/gay yang secara psikologi benar mengalami perilaku menyimpang tersebut hanyalah sedikit. Sedangkan, kebanyakan hanya ikut-ikutan saja karena merasa melakukan hubungan seks bebas dengan sesama jenis tidak memiliki resiko seperti saat melakukannya dengan lawan jenis. Contohnya adalah resiko kehamilan.
“Selama ini, anak anak itu nggak tahu. Dikatanya paling aman, nggak bikin hamil cewek. Bahwa yang namanya LGBT beneran dari kejiwaan itu cuma dikit, yang lainnya cuma ikut ikutan. Pengin senang, mau senang seks, merasa aman, tanpa ada pemberitahuan dari pemerintah. Bahwa ini adalah yang paling gampang, paling bahaya nularin penyakit HIV/AIDS dan penyakit kelamin lain. Bukan aman, jangan salah,” ungkap dr. Dewi di sela-sela pemaparannya.
Ia juga menjelaskan bahwa para pelaku LGBT yang dalam kasus ini adalah homoseksual/gay yang memang benar-benar secara psikologi mengalami perilaku penyimpangan tersebut, terbilang sedikit dan biasanya merupakan faktor pendidikan psikologi yang diterimanya sejak kecil dan tidak sedikit mereka yang memiliki kecenderungan sebagai homoseksual/gay secara kejiwaan, hingga saat ini bisa hidup normal dan menikah. Hal tersebut tidak lepas dari peran pendidikan dari orang tua, keluarga, serta orang-orang terdekatnya.
“Jadi, kalau ada orang berbicara tentang Hak Asasi Manusia LGBT, itu yang benar-benar kejiwaan itu hanya sedikit sekali. Mohon maaf saya bicara, dan itu tergantung dari pendidikan masa kecil,” ujarnya.
Banyak yang salah kaprah dengan Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap para pelaku LGBT. Sebab, menurutnya, HAM yang sebenarnya kepada para perilaku LGBT bukanlah kebebasan untuk mereka. Melainkan, edukasi dan pemahaman terhadap perilaku tidak benar yang diperbuatnya.
Penulis: Suci Cahyani
Editor: Siti Melyana
Komentar