Siarandepok.com– “Satu saja yang ingin saya kesankan dari majelis talim seperti ini yang banyak sekali di kota depok ini meyakinkan saya bahwa Kota Depok penyumbang kondisi keadaan kedamaian untuk Indonesia, ujar Wali Kota Depok Dr. KH. Mohammad Idris saat sambutan dalam acara pengajian Riyadul Jannah Pesona Khayangan, Depok, Ahad (15/10).
Kegemaran dan antusiasme warga Kota Depok dengan kehadiran majelis taklim menjadi kesan tersendiri bagi orang nomor satu di Kota Depok ini. Pasalnya, menjamurnya majelis taklim bukan hanya seremonial belaka. Kegiatan-kegiatan positif yang berbasis kemanusiaan, lanjut Kiai Idris, kerap terjadi di majelis taklim. Misalnya, memberikan santunan kepada anak dan bersilaturahim kepada mereka. Kegiatan seperti ini, terang Kiai Idris, mampu jadi kunci perubahan suatu bangsa menuju bangsa yang sejahtera.
“Memberikan santunan kepada anak yatim untuk memberikan bantuan dan melakukan silaturahim kepada mereka merupakan kunci perubahan suatu bangsa menuju bangsa yang sejahtera,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam peringatan Muharram ini orang nomor satu di Kota Depok, mengutip sabda Rasulullah SAW, berpesan agar warga Kota Depok senantiasa menghidupkan empat hal, yaitu sebarkan kedamaian (afsyussalam), memberikan makan orang miskin, menyambungkan silaturrahim, dan shalat malam saat orang sedang tidur pulas.
“Alhamdulillah, sekarang di Kota Depok hampir di setiap kelurahan ada komunitas gerakan subuh berjamaah. Artinya, kata Rasulullah SAW shalat subuh berjamaah itu pahalanya sama seperti melaksanakan shalat malam semalam suntuk,” kata doktor Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi, itu.
Pria kelahiran Jakarta, 25 Juli 1961, ini menilai gerakan shalat shubuh berjamaah yang banyak diinisiasi majelis taklim di Kota Depok mengajak masyarakat depok melakukan pesan Rasulullah SAW. Sehingga, ini menandakan bahwa Islam tidak membedakan antara urusan ibadah sosial dengan ibadah ritual. Semuanya harus berkaitan. Ketika shalat, maka harus ada efek untuk sosial lingkungan sekitar.
“Ini menandakan bahwa Islam tidak membedakan antara urusan ibadah sosial dengan ibadah ritual. Semuanya harus berkaitan dan berefek kebaikan lingkungan sekitar,”pungkasnya.
