Siarandepok.com-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Mitra dari Komisi IX DPR RI melakukan kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2022.
Acara tersebut berlangsung di GOR H. Udin, Jl. Masjid Jami’ Al Mujahidin, Kelurahan Mruyung Kecamatan Limo, Kota Depok, Senin, 5 Desember 2022
Tampak hadir dalam acara itu anggota Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH. Ketua BKKBN Jawa Barat, Drs. Wahidin, M. Kes, perwakilan dari BKKBN Pusat, Kepala Dinas DP3AP2KB Depok, Nessi, Tokoh Masyarakat, Ketua RT dan Rw serta Masyarakat setempat yang terdiri dari Ibu-ibu Kader KB, Kader PKK, Kader Posyandu, Kader Posbindu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto menjelaskan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2045.
Bonus demografi itu sendiri adalah suatu kondisi di mana mayoritas penduduknya berada dalam usia produktif mulai umur 15 tahun sampai 64 tahun.
Namun sayangnya bonus demografi ini bisa terhambat karena tingginya angka stunting di Indonesia yang pada tahun 2021 lalu ini sekitar 24,4%.
Wenny melanjutkan Kondisi seperti ini mengakibatkan Presiden Jokowi meminta kepada BKKBN untuk menjadi leader secara nasional dalam pencegahan dan penurunan stunting tahun 2024 nanti menjadi 14%.
“Presiden Joko Widodo telah menetapkan Indonesia harus bisa menekan stunting menjadi 14 persen. Pada 2021, posisinya masih 24,4 persen secara nasional. Ini berarti satu dari empat anak Indonesia tercatat stunting,” jelas Wenny.
Lebih jauh Wenny menjelaskan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Nah, percepatan penurunan stunting merupakan upaya intervensi yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan desa.
“Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, yaitu mulai pada 1000 hari pertama,” ujar Wenny Haryanto.
Tak lupa Wenny Haryanto memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok karena angka stunting Kota Depok merupakan yang terendah se-jawa Barat dengan nilai 12,3%.
“Meski demikian DP3AP2KB Depok jangan lengah dan tetap harus berusaha menurunkan stunting sampai 0 persen,” harap Wenny Haryanto.
Selanjutnya Wenny Haryanto mendiktekan secara pelan-pelan kepada peserta yang hadir mengenai ciri-ciri stunting serta bagaimana cara mencegah stunting.
“Jangan lupa bagi ibu-ibu sehabis menceboki anaknya untuk segera cuci tangan pakai sabun. Lalu jangan biasakan anak tidak memakai celana dan hindari anak dari asap rokok,” pesan Wenny Haryanto
Sementara itu pemateri kedua perwakilan dari BKKBN Pusat, Faqih mengungkapkan Faktor-Faktor penyebab Stunting bukan saja dari segi gizi, namun juga dari segi kemiskinan, segi pendidikan yang rendah serta sanitasi air bersih yang kurang diperhatikan.
“Tagline BKKBN saat ini adalah dua anak lebih sehat dan jangan lupa usia pernikahan wanita 21 tahun dan pria 25 tahun,”ujar Faqih.
Faqih juga mengingatkan kepada Pengantin baru jangan terlalu tua dan jangan terlalu muda dalam melahirkan.
“Kita harus mengejar tahun ini penurunan 3,4% stunting,” ujar Faqih.
Sementara itu Ketua BKKBN Jawa Barat, Drs. Wahidin mengungkapkan Jika anak terkena stunting sebelum umur 2 tahun masih bisa diperbaiki, namun jika terkan stunting diatas umur 2 tahun maka sulit untuk memperbaikinya.
“Makanya yang lebih penting adalah pencegahan Stunting,” ujar Drs. Wahidin.
Pemateri terakhir yaitu dari Kadis DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengungkapkan mencegah stunting itu penting jangan pening, ibarat Ayu tingting makan Opak, yang penting kita kompak dalam penanganan stunting.
“Peran penguatan keluarga bukan hanya peran ibu-ibu tapi juga bapak-bapak, tokoh agama, tokoh masyarakat, guru ngaji, guru sekolah dan semua pihak,” ujar Nessi.
Usai acara salah satu peserta bernama Ina marlina sangat senang sekali dengan adanya kegiatan kampanye percepatan penurunan stunting oleh BKKBN dan Wenny Haryanto.
“Adanya kegiata ini menambah wawasan saya tentang apa itu stunting serta bagaimana cara mencegahnya,” ujar Ibu Ina yang beralamat di jalan Bersama 2 nomor 34 Kelurahan Mruyung Kecamatan Limo tersebut.
Kegiatan ini pun mendapat perhatian dari salah satu tokoh masyarakat setempat yaitu Ustadz Ali. Dirinya yakiin bahwa Depok akan bebas stunting karena Pemkot Depok aktif berikhtiar untuk zero stunting.
“ Menurut saya untuk mencegah stunting selain makanan yang diasumsi bergizi namun kudu halal juga. Karena betapa banyak makanan yang bergizi namun juga tidak halal,” ujar Ustadz Ali.
