Potret Otentik Remaja GenRe Part 2

- Reporter

Selasa, 5 Oktober 2021 - 17:15

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Khairunnas*

 

Sore itu, di tengah perjalanan, sepulang dari kantor, seorang pengendara motor memberi tahu ban mobil saya bocor. Untung saja lokasinya tidak jauh dari POM Bensin dekat rumah, dimana tersedia jasa tambal ban tubles dan isi angin nitrogen. Saya  pun mempercepat laju kendaraan menuju POM Bensin itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selepas mengisi bensin sesaat, saya langsung meluncur ke lokasi tambal ban yang masih ada dalam area POM Bensin. Saya dilayani oleh dua orang petugas, seorang terlihat sudah cukup senior dan seorang lagi masih sangat muda seperti anak baru tamat SLTA.

Setelah mengecek sesaat, kedua petugas itu langsung menemukan masalah pada ban mobil saya, ternyata ada skrup yang menancap. Oooouh, ternyata itu yang membuat ban mobil saya bocor. Yaaaa sudah nasib, gumam saya dalam hati. Semua pengendara memang setiap saat beresiko mengalami ban bocor, apalagi terkadang ada saja orang yang iseng menebar paku di jalanan, sebuah tindakan yang berbahaya bagi pengguna jalan.

Kedua petugas itu langsung menangani ban mobil saya. Setelah mencabut skrup yang menancap, petugas yang lebih muda langsung memasukan material yang biasa digunakan untuk menambal ban tubles. Tapi saya lihat dia kesulitan memasukannya. “Maklum, masih training pak,” ujar petugas yang lebih senior. Dia kemudian mengambil alih pekerjaan itu, dan segera berhasil menyelesaikannya.

Saya kemudian menatap anak muda itu. Saya lihat wajahnya memang masih polos, seperti anak yang baru datang dari kampung. Saya  pun memberanikan diri bertanya, “Baru dari kampung ya?” “Iya,” jawabnya lirih. “Dari mana?,” tanya saya kembali. “Dari Siak pak,” jelasnya. Oouuh, tumben orang Riau mau merantau, batin saya dalam hati. Biasanya mereka betah di kampung. Dari beberapa teman asal Riau yang saya kenal, mereka biasanya sudah memiliki tingkat kesejahteraan yang cukup baik di kampungnya, sehingga tidak terlalu berminat mengadu nasib di negeri perantauan.

Sekolah Islam Al-Iman: Logo Baru Semangat Baru

Riau memang tercatat sebagai salah satu daerah dengan tingkat ekonomi masyarakat yang cukup baik di Indonesia. Dengan berbagai tambang minyak dan kebun sawit yang dimilikinya, daerah ini merupakan wilayah perantauan bagi orang Sumatera Barat, Sumatera Utara, bahkan dari Pulau Jawa. “Jika di Riau mereka sudah hidup sejahtera, buat apa mereka berlelah-lelah merantau?” demikian pikir saya. Oh, ternyata asumsi saya sama sekali tidak benar. Anak muda itu menjadi buktinya. Dia menjelaskan, “Orang Riau juga suka merantau pak, kebanyakan ke Malaysia, paman saya bahkan sudah jadi warga negara di sana.”

Ya, seperti halnya orang Minangkabau, orang Melayu Riau juga memiliki semangat merantau yang cukup kuat. Anak muda itu contohnya. Menurut penuturannya, dia memutuskan meninggalkan kampung halaman dan berangkat ke Pulau Jawa untuk melanjutkan pendidikan. Saat ini dia tinggal bersama pamannya yang lulusan ITB Bandung di bilangan kota Depok. Sementara dia akan “menumpang” di rumah itu sambil mencari pekerjaan dan mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi. “Saya ingin kuliah pak, mau masuk ITB,” ujarnya dengan penuh semangat.

Saya lihat, tekad anak muda itu sangat bulat. Saya yakin, dengan segala semangat dan motivasi yang dimilikinya, Tuhan pasti akan memberikan jalan hingga satu persatu cita-citanya terwujud.”Man Jadda Wa Jada”, siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan, demikian pepatah Arab mengatakan.

Saya sangat kagum dengan kesungguhan anak muda itu, apalagi setelah mendengarkan kisah perjalanannya hingga sampai ke Kota Depok. Menurut ceritanya, dia berangkat dari Siak dengan mengendarai motor butut seperti yang sering digunakan anak-anak punk di jalanan Jakarta. Dia menunjukan motornya yang terparkir di samping tambal ban itu.

Wow, luar biasa, kata saya dalam hati. Motor tua itu telah dia modifikasi hingga serupa gerobak kayu. “Berapa lama kamu dalam perjalanan hingga sampai ke sini,” tanya saya. “Seminggu pak,” jawabnya. Sungguh perjalanan yang tidak mudah tentunya, apalagi sepanjang jalan lintas sumatera, di sisi kiri kanannya penuh dengan hutan lebat. Selain sepi, jalur tersebut juga sangat rawan tindakan kriminal.

BKKBN Bersama Edisi.co.id dan SiaranDepok Gelar Pelatihan Jurnalistik Bagi Remaja

Sesampai di Kota Depok, gerobak motor itu dia gunakan untuk berdagang kopi untuk menyambung hidup. Dia tidak ingin bergantung kepada pamannya, yang sudah punya tanggungan keluarga. Pada awalnya, dia berjualan di sekitar lokasi POM Bensin itu. Tapi karena dianggap mengganggu keluar masuk kendaraan, pengelola POM melarangnya. Dia akhirnya diterima “Magang” sementara sebagai tukang tambal ban. “Saya belajar tambal ban pak, mudah-mudahan nanti bisa kerja,” katanya. “Tapi kalau malam saya tetap jualan kopi, saya tidak ingin menyusahkan paman saya,” lirihnya.

Anak muda itu kini serius menekuni pekerjaannya. Belajar tambal ban sembari jualan kopi dengan motor bututnya. Dia bekerja, berjualan, mengumpukan uang, sebagai persiapan untuk masuk perguruan tinggi. Sosok anak muda itu memberikan gambaran pada saya tentang potret otentik seorang remaja “GenRe”. Generasi Berencana (GenRe) adalah remaja yang berperilaku hidup positif, memiliki tekad untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin, mampu bekerja atau berkarir dengan baik, serta menikah dengan penuh perencanaan, minimal usia 25 bagi laki-laki dan 21 bagi perempuan.

Saya yakin, melihat semangat berkobar-kobar yang terpancar dari sorot matanya, anak muda itu adalah satu diantara sekian juta remaja Indonesia yang akan jadi tumpuan harapan masa depan bangsa. Pada saatnya, bangku kuliah yang diimpikannya akan segera didudukinya. Tidak mudah memang, tapi usaha tidak akan pernah mengkhianati hasilnya. Ijazah Madrasah Aliyah yang saat ini dipegangnya akan segera berganti dengan gelar sarjana…Selamat berjuang Anak Muda….Salam Generasi Emas Indonesia.* Bekerja di BKKBN

 

Berita Terkait

Kemendukbangga Dorong RPJMD Akomodasi Peta Jalan Pembangunan Kependudukan
Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Depok Membuka Program Pendidikan Jenjang SD – SMP – SMA Tahun Ajaran 2025-2026
Primago Consulting Gelar Pelatihan Strategi Promosi Sekolah Bagi Pimpinan Lembaga, Direktur Pendidikan, Kepala Sekolah, Panitia PPDB dan Guru
Songsong Transformasi Umrah 1447 H, Ini Harapan CEO KIAS Travel, Muhammad Khairi: Inovasi Saudi, Kesempatan Kita
Suasana Gotong Royong Pemotongan Hewan Qurban Di Mushola Al-MUK’MIIN RT.003 RW.04 Sukatani,Tapos -Depok
Dirgantara AIA Group Menjadi Rumah Pergerakan Anak Muda yang Hobi Traveling di Kota Depok
CV Dirgantara Sejahtera Bersama Depok Tebar 3 Kambing Hewan Qurban di 3 Titik di Hari Raya Idul Adha 1446H/2025
Bangun Kekeluargaan & Kebersamaan, CV Dirgantara Sejahtera Bersama adakan kegiatan Nyate Bareng 2025

Berita Terkait

Kamis, 12 Juni 2025 - 14:30

Kemendukbangga Dorong RPJMD Akomodasi Peta Jalan Pembangunan Kependudukan

Rabu, 11 Juni 2025 - 14:07

Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Depok Membuka Program Pendidikan Jenjang SD – SMP – SMA Tahun Ajaran 2025-2026

Rabu, 11 Juni 2025 - 14:03

Primago Consulting Gelar Pelatihan Strategi Promosi Sekolah Bagi Pimpinan Lembaga, Direktur Pendidikan, Kepala Sekolah, Panitia PPDB dan Guru

Selasa, 10 Juni 2025 - 19:17

Songsong Transformasi Umrah 1447 H, Ini Harapan CEO KIAS Travel, Muhammad Khairi: Inovasi Saudi, Kesempatan Kita

Minggu, 8 Juni 2025 - 18:59

Suasana Gotong Royong Pemotongan Hewan Qurban Di Mushola Al-MUK’MIIN RT.003 RW.04 Sukatani,Tapos -Depok

Sabtu, 7 Juni 2025 - 22:36

CV Dirgantara Sejahtera Bersama Depok Tebar 3 Kambing Hewan Qurban di 3 Titik di Hari Raya Idul Adha 1446H/2025

Sabtu, 7 Juni 2025 - 19:43

Bangun Kekeluargaan & Kebersamaan, CV Dirgantara Sejahtera Bersama adakan kegiatan Nyate Bareng 2025

Kamis, 5 Juni 2025 - 11:24

PKK Harus Jadi Solusi Masalah Sampah di Daerah

Berita Terbaru