siarandepok.com-Muhammad Idris mempertanyakan pasangan nomor urut 1 yang dianggap kurang suka dalam menggunakan singkatan-singkatan.
Menurut Idris, penggunaan singkatan-singkatan telah lazim di Indonesia.
“Bro Imam, bagaimana saya lebih dulu bertanya. Kalau enggak salah pasangan nomor 1 berkali-kali mengatakan kurang suka terhadap singkatan-singkatan,” ujar Idris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pilkada Depok 2020 menjadi ajang tempur dua kandidat petahana, singkatan itu merupakan hal umum, kenapa sewot.
“Padahal di Indonesia sudah cukup biasa. Ada singkatan SBY, ada singkatan Jokowi, ada singkatan-singkatan UAS, dan sebagainya. Tapi ini sesuatu singkatan yang menurut saya memang benar-benar harus paham kalau tidak, jadi masalah dalam hal patologi sosial itu,” kata Idris.
Calon Wakil Walikota Depok, Afifah Alia menganggap Idris senang menggunakan singkatan. Bahkan, Afifah menganggap pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Depok nomor urut 2 senang mendebatkan.
Sementara itu Drs.H.Rintisyanti, mantan Ketua DPRD Depok, mengungkapkan evaluasi Debat Pamungkas malam ini
Idris-Imam menguasai panggung, meskipun debat hadir virtual tapi justru Bro Idris memainkan peran sentral terhadap panggung debat secara keseluruhan.
“Saya melihat Pradi lepas kontrol hingga emosinya memudarkan struktur dan tatanan bahasa komunikasinya tidak nyambung terhadap materi debat,” kata Rintis.
Ditambah lagi Pradi memang sesungguhnya tidak mempunyai basic pengetahuan dasar pemerintahan. Sementara Afifah mencoba melakukan dramatisasi personal dengan harapan mendapat simpati publik.
“Malah justru gagal karena ketidaktahuannya masalah persoalan pengarusutamaan gender,” paparnya.
Bro Imam kali ini lebih tenang dan konsisten dengan pertanyaan” menohok yang tak mampu dijelaskan oleh Pradi-Afifah.
Jadi pemimpin tak bisa pake jurus learning by doing. InsyaAllah Idris-Imam menang.