Siarandepok.com – Dalam rangka lebih membumikan corak batik khas Kota Depok, Hotel Santika menggandeng pembatik sekaligus pencipta batik lukis khas Depok, Ratna Septiana Wulandari untuk menyelenggarakan acara Batik Expo di Lobby lt.3 Hotel Santika Depok. Batik Expo tersebut juga diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT ke-6 Hotel Santika Depok.
Pameran batik yang digelar sepanjang bulan Agustus 2019 tersebut mendapat respon positif dari para tamu hotel yang datang, baik dari dalam maupun luar daerah Kota Depok yang seringkali mencari oleh-oleh khas Kota Depok untuk dibawa pulang.
“Seringkali tamu hotel yang datang menanyakan apa sih oleh-oleh khas Depok? Karena yang mereka tahu selama ini hanya buah belimbing dewa saja, dengan diadakannya pameran ini tentunya sangat membantu kami dalam mengenalkan batik khas Depok yang bisa dijadikan buah tangan atau oleh-oleh untuk mereka bawa pulang,” ungkap Jordy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jordy juga mengatakan jika para tamu bahkan dirinya dan staf di Hotel Santika pun baru menyadari kalau Kota Depok juga memiliki beberapa corak batik khasnya.
“Ternyata ada sekitar 24 corak batik khas Kota Depok, selama ini kan kami tahunya hanya corak belimbing saja,” ujarnya.
Dalam kesempatan wawancara bersama, Ratna Septiana Wulandari, pembatik yang juga pencipta batik lukis khas Depok menjelaskan jika saat ini sudah ada 24 corak batik yang dibuatnya, 4 diantaranya sudah didaftarkan HAKI oleh Pemkot Depok.
“Dalam hidup ini saya ingin meninggalkan jejak sejarah yang bermanfaat, adanya pengakuan dari Pemerintah Kota tersebut tentunya menjadi jejak sejarah yang saya sumbangsihkan, ada 4 corak batik yang sudah di-HAKI-kan oleh Dekranasda Kota Depok yaitu motif Tari topeng, Gong si bolong, Penari, dan Si Benggol, masih ada 20 lagi masih milik saya,” jelas Ratna.
Ratna mengisahkan jika dirinya pertama kali mengenalkan batik Depok dalam acara Wonderful Indonesia di Ukraina. Dirinya sengaja memakai strategi mengenalkan hasil kreasinya tersebut mulai dari luar negeri karena justru di luar negeri respon dan antusiasme terhadap seni budaya sangat tinggi dibanding di dalam negeri sendiri.
“Mereka disana itu lebih care terhadap kekayaan seni budaya, dan biasanya jika di luar negeri sudah familiar baru bisa diterima didalam negeri,” kata Ratna.
Terkait dukungan dari Pemerintah Kota Depok sendiri, Ratna mengakui jika komunikasinya dengan Walikota Depok, khususnya dengan Bunda Elly (istri Walikota Depok) cukup intens.
“Tanpa kepedulian beliau tidak akan mungkin pengenalan batik Depok ini bisa sampai selevel saat ini, jadi memang dukungannya sangat luar biasa,” terang Ratna.
“Alhamdulillaah ASN juga sudah banyak yang menggunakan batik ini, termasuk di lingkungan Dinas Pendidikan yang setidaknya sudah menganjurkan para guru untuk turut mengenakan batik khas Depok,” lanjut pengrajin batik asal Yogyakarta yang sudah menetap di Depok sejak tahun 2003 ini.
Ratna berharap dengan Batik Expo ini bisa semakin menguatkan motif-motif batik yang dibuatnya sekaligus agar lebih memperkenalkan dan menegaskan bahwa Batik Depok memang ada.
“Keberadaan kami masih antara ada dan tiada, nah begitu ada pameran disini semua melihat, oh ternyata ada ya batik Depok,” imbuhnya.
“Saat ini saya ingin lebih konsen mengenalkan batik, ke sekolah mengenalkan workshop bagaimana cara mencanting batik, beberapa kali di daerah Limo Depok diikuti oleh ibu-ibu guru SD diadakan di rumah salah satu gurunya, kalau di luar Depok mengajari ibu-ibu rumah tangga yang senang merajut,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut Ratna juga menginginkan agar proses edukasi dan sosialisasi terhadap kekayaan seni budaya atau kearifan local dapat terus digalakkan agar generasi milenial saat ini tetap aware dan peduli terhadap nilai-nilai budaya leluhurnya.